Minggu, 31 Januari 2010

Kalianget dan Rujak Madura

Kalianget, sebuah desa di ujung timur pulau Madura, tempat Hen tanggal di rumah dinas perumahan PT Garam. Dari SD hingga SMA dia tinggal di Kalianget. Semua gedung dan perumahan di situ bekas peninggalan Belanda. Rumah2 yang besar dan megah khas rumah Belanda, pabrik2 pemurnian garam, menara penadah air hujan yang masih berdiri kokoh, sebuah taman (yang saya lupa namanya) Thinking memiliki bunker tempat perlindungan jaman perang, pelabuhan kapal. Kalianget merupakan desa yang maju, karena pada jaman penjajahan dulu Sumenep dan sekitarnya berbentuk kerajaan dan daerah Kalianget ini menjadi tempat Belanda tinggal. *untuk lebih jelasnya coba buka buku sejarah deh, saya juga gak hapal* hee hee



Kemarin cuaca kurang bagus, Not Talking gak sepanas yang dibayangkan, malah hujan gerimis, tapi saya sempet jalan2 ke pelabuhannya. pelabuhan ini berisi kapal ferry, dan perahu motor yang menghubungkan Pulau Madura dengan Pulau Raas, Pulau Sapudi dan Pulau Puteran, Pulau Iyang dan pulau2 lain di Kepulauan Kangean.

pulau Puteran terlihat dari tepi pelabuhan

aktivitas pelabuhan Kalianget

Dari bibir pelabuhan, jika kita berdiri pun akan terlihat dengan jelas pulau Puteran, menyeberang pulau Puteran bisa memakai ferry kecil atau perahu motor. kalau pake ferry bisa muat banyak, penumpang, motor, mobil dan kendaraan lain. Ada beberapa jadwal penyeberangannya dalam 1 hari. Jika terburu2 dan hanya membawa motor atau sepeda, bisa pake perahu motor, sekali seberang cuma 2.500 rupiah saja/orang. Jika ingin menyeberang ke pulau Sapudi, Raas, dan Kangean dalam seminggu ada 2-3 kali pelayaran, kapal ferrynya lebih besar dan memakan waktu perjalanan +/- 3 jam agak jauh karena perairannya lebih dalam dan memutari pulau Puteran. Hassle

salah satu kapal ferry yang diperbaiki


perahu bermotor

Saya dalam kesempatan ini cuma melihat2 kegiatan pelabuhan kecil itu ditengah guyuran gerimis dan belum punya rencana untuk menyeberangi pulau2 itu. *padahal penasaran di sana ada apa ya* Unsure

rujak madura di kalianget

Selesai melihat2 pelabuhan saya mampir main ke rumah teman Hen dan kebetulan ada pedagang rujak madura lewat membawa tampah yang berisi sayuran yang disunggi diatas kepalanya *persis kayak mbok Bariyah jualan rujak di Unyil* dan saya pun mengisi perut. Rujak Madura seperti apakah? mmm Pada dasarnya sama seperti Rujak Cingur Surabaya, namun yang membedakan petis madura yang menjadi bumbunya. warnanya lebih merah tidak hitam seperti petis Surabaya, lalu bumbu petisnya itu dicampur dengan bumbu kacang sehingga warna bumbu itu menjadi kuning kecokelatan. Isi rujaknya sendiri pun unik ada timun, kecambah(toge), daun kangkung rebus, bengkuang, mangga muda, kedondong, kadang ada jambu monyetnya, dan cingur sapi, lalu tak lupa ditaburi keripik singkong! iya yang bikin unik ialah keripik singkongnya dan bawang goreng tak lupa. isinya seray sehat dan mengenyangkan, rasanya gurih, asin... nikmat! ah mendeskripsikan Rujak Madura ini bikin saya jadi kepengin!Hungry

Sabtu, 16 Januari 2010

Menuju Sumenep, Madura

masih banyak jalan2 yang isinya makan-makan di surabaya, tapi apa itu saja yang mau saya tulis di sini hihihih... tentu tidak! keinginan saya liburan kali ini ialah mengunjungi pulau Madura. Bukan cuma mengujungi saja tapi juga mau jalan2 di sana, mau melihat dari dekat cerita Hen tentang tanah kelahirannya. B-)

saya berangkat 1 hari setelah hari kedatangan saya di Surabaya. Berangkat dengan naik motor, berboncengan. HAH?! naik motor? hahaha gak salah tuh? beneran kok gak salah... Tujuan saya ialah ke kota Sumenep, Madura. Berangkat pagi jam setengah 6, baju lengkap, celana jins panjang, berjaket, bersepatu dan berhelm, tak lupa menggendong tas ransel. Banana Lv 1

Saya berangkat melewati jembatan Suramadu, bukan naik ferry dari pelabuhan Tj. Perak. Sebenernya perjalanan Surabaya-Sumenep kurang lebih memakan waktu 6 jam jika naik ferry dari tanjung perak. tapi kali ini saya mencoba ke Sumenep lewat Suramadu, berapa jam lebih cepat sih? Thinking

Karena masih pagi, jalanan masih sepi dan sejuk, sekitar jam 6 saya sudah berada diatas jembatan Suramadu. Tarif tol jembatan Suramadu ini, Rp. 3000 saja untuk kendaraan motor. baru kali ini ada motor boleh masuk tol hahahaha. Jalur yang dilalui jalur khusus motor yang berada di sisi paling luar dari jembatan *sisi paling kiri dan sisi paling kanan*. Sementara jalur unutk mobil, bus, truk, dll melewati jalan yang berada di tengah2.


foto diatas jembatan Suramadu

pulau madura terlihat dari atas jembatan

Melihat matahari pagi di balik awan mendung , pagi itu tidak terik sama sekali, jadi melewati jembatan Suramadu terasa menyenangkan, sekaligus deg-degan. hee hee Hihihihi kanan dan kiri lautan semua, sambil dari kejauhan melihat kapal2 nelayan. Saya pengin seperti mobil2 itu yang dengan nakal berhenti di tepi jalan cuma buat foto2 berbegron jembatan. *padahal ada larangan berhenti di sepanjang kalan tol itu*. Unsure Kadang2 ada polisi yang patroli di sepanjang jalan itu. Masalahanya jalanan motor itu lebih sempit dan kecil, cuma muat dilalui 2 motor jika berjalan beriringan. Jika berhenti di pinggir jalan untuk sekedar berfoto pun pasti akan mengganggu perjalanan. Jadinya saya berfoto dari atas motor saja. jepret sana jepret sini, motor saya berjalan perlahan biar bisa dapat gambar.

Tepat diatas jembatan *jalanan diantara 2 tiang pancang besar* angin bertiup agak kencang. Agak berbahaya untuk kendaraan motor apabila cuaca buruk dan berangin kencang, karena bisa mengganggu aktifitas menyetir.
Puas menikmati pemandangan di atas jembatan saya pun sampai di ujung jembatan, dan langsung disambut oleh berbagai macam lapak2 penjual pernak-pernik dan oleh2 khas Suramadu dan khas Madura. Beberapa motor juga tampak beristirahat di lapak2 penjual makanan dan minuman, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke Madura.

Saya tetap melalanjutkan perjalanan.
Keluar tol Suramadu saya langsung belok kanan melanjutkan perjalanan menuju Sampang. Dengan lewat Suramadu bisa mempersingkat perjalanan Bangkalan-Sampang sampai setengah perjalanan! dancing Jalanan Bangkalan sampai Sampang masih enak di lalui, aspalan masih halus dan mulus, saya berkali2 melewati hutan, kebun jagung, kebun buah naga. Tapi giliran meninggalkan kota Sampang sampai Pamekasan hingga Sumenep jalanan agak bergelombang, tidak rata. Jadi kalo mau memacu motor dam mobil dengan cepat tetap harus berhati-hati. Rawan kecelakaan soalnya... OK OK

Jalan raya di Madura ini semuanya menyusuri tepi pantai, jadi sepanjang perjalanan dari Sampang-Pamekasan, di tepi jalan raya dis
uguhi pemandangan laut, pantai yang penuh kapal nelayan tertambat. Memasuki kabupaten Sumenep masih terlihat laut tapi mulai berkurang, di daerah ini juga lebih banyak terlihat pantai dengan hutan bakau-nya. Perjalanan pagi itu lancar, cuaca mendukung, mendung dan tidak panas *seperti kebanyakan orang bilang kalo Madura itu panas*. Evil Smirk

Rencananya hanya akan berhenti di Sampang saja untuk sarapan tapi ternyata motoran jarak jauh itu bikin kaki cepat kram dan pegal jadi terpaksa saat memasuki kabupaten Sumenep pun harus turun dulu, beristirahat melemaskan kaki.

Sampai kota Sumenep jam 10.30. Total perjalanan 4 jam, 1 jam di potong untuk behenti makan dan istirahat. Nah mulailah perjalanan mencari tempat peristirahatan. Fiuhhh ini perjalanan paling melelahkan. Muter2 kota kecil di Sumenep ini cuma ada 5 hotel dan penginapan. Dan semua penuh! Rupanya saya datang ke Madura bertepatan dengan rombongan pulang haji kloter Madura. Semua hotel kelas standar penuh terpesan. *kelas standar: Rp 100.000/ hari*. Cuma tersisa beberapa kamar yang kelas VIP dan VVIP wew dan selisihnya bisa Rp 25.000-Rp 50.000 rupiah. Mahal juga padahal saya berencana beberapa hari di sini. Oh iya satu lagi resenya hotel di madura ialah harus menunjukkan surat nikah jika ingin menyewa 1 kamar barengan! walau Anda sudah menikah sekalipun! hahah ribet juga nih kalo ingin menyewa kamar untuk di share beberapa orang. pasti sulit. Dan kebanyakan hotel di Madura menerapkan sistem seperti ini. Teaser

peta perjalanan saya kali ini

Akhirnya.... saya memutuskan menginap di rumah teman SMP si Hen di Kalianget. Desa paling timur di ujung pulau Madura, juga tempat kelahiran si Hen. tongue

jalan-jalannya belum berakhir, nanti dipostingan saya selanjutnya mau saya ceritakan kemana sajakah saya selama di Sumenep. Tunggu yaaa... Goodluck

Jumat, 08 Januari 2010

Sate Klopo Suroboyo

sate klopo

Yak mari kita lanjutkan perjalanan kita di Surabaya. Dan masih tetep makan-makan *duh gw kok selama di surabaya ga jauh dari wisata kuliner mulu* wekekeke...laughing

Salah satu makanan yang juga bikin kangen ialah Sate Klopo, kalo secara bahasa artinya Sate Kelapa. Tapi... bukan berarti sate yang terbuat dari Kelapa, hehehe... melainkan Sate daging sapi yang dibumbui dan di lumuri kelapa parut berbumbu, baru dibakar diatas arang bathok hingga matang dan disajikan dengan bumbu kacang seperti umunya sate khas Madura. Dan disajikan dengan acar potongan bawang merah, dan rawit mentah. Rasanya tentu saja sedap dan nikmat! yaiyalah namanya juga sate parutan kelapa berbumbunya membuat rasa satenya menjadi unik.mmm


Saya biasa makan sate klopo di malam hari, yaitu di dekat kampus B Universitas Airlangga. Di deretan jalan Dharmawangsa. Sate Klopo disini buka malam hari. Bisa duduk di bangku dekat rombongnya, atau di sediakan tikar untuk duduk lesehan. Jenis satenya pun macam2 bukan hanya sate sapi cow tapi juga ada sate ayam chicken dan kambing dan semua daging2 itu dibumbui parutan kelapa, seperti yang tertulis di spanduk rombongnya. Kalo merasa tidak suka jika dibumbui kelapa juga bisa pesan sate biasa tanpa parutan kelapa.

Harga di sini sate (sapi) klopo 10 tusuk Rp. 8000; nasi putihnya Rp. 2000 selain nasi putih juga disediakan lontong dengan harga yang sama. Hungry

Ini bukan tempat makan sate klopo yang terkenal karena pernah masuk tipi, biasanya orang jalan2 ke Surabaya selalu mampirnya di Sate Klopo Ondomohen. di Jl Ondomohen dekat Balai Kota. Yang disajikan sama, namun harga lebih mahal. Disana 1 tusuk sate Klopo berharga Rp. 1.400 hitunganya satuan tergantung selera mau nyicip sate klopo yang jenis apa. Sate Klopo Ondomohen buka pagi hingga siang hari.

Jadi mau nyicip yang mana? terserah anda hehehe.....rasanya sama kok Evil Grin
Sampai jumpa di postingan berikutnya yaaa...

Rabu, 06 Januari 2010

Lontong Balap Surabaya

sekitar seminggu saya menghilang untuk berlibur, gak nyentuh pc + koneksi internet, walau tetep terhubung dengan koneksi internet di hape. okey saya belibur ke Surabaya, kota yang selalu bikin saya kangen walau panasnya naujubilah bikin saya gosong seketika *eish melebay deh* tongue Maunya postingan saya bikin layaknya postingan perjalanan, tapi berhubung ingatan saya yang pendek, jadi saya bakal posting suka2 dari mana aja dehhh hehehehe...

Saya posting tentang saya di surabaya dulu yaaa..
Yang bikin kangen apa sih? thinking Suasana, enggak..., lalulintas ya mirip2 sama jakarta walau gak semacet jakarta, teman2 pastinya dong.. teman kuliah saya di sana semua! Masakan? ah itu pasti! Mol-nya? boleh deh dikit... hehehe, Pisuhannya? ohhh pastiiii thumbs up

Baiklah ini sedikit postingan saya tentang wisata kuliner saya di Surabaya (ini untuk makanan yang saya kangenin saja loh yaa)

Lontong Balap

lontong balap

sate kerang


Saya datang2 langsung berburu lontong balap! Serius nyari lontong balap di Jakarta susah! padahal ini salah satu makanan kesukaan saya. Seperti kata Si ikin di film Grammarnya yang ngebahas lontong balap. Nah disitu kan dijelaskan, lontong di potong2, ditambah tahu goreng yang dipotong2, juga potongan lentho (perkedel yang terbuat dari keledai), disiram kuah kaldu dan taugenya, beri bawang goreng dan sambal. makannya paling enak pake sate kerang dan padanannya minum es degan. Cheers Slurps.. nikmat! mmm Rasa lontong balapnya gurih, segar karena kuahnya yang bening dan berbumbu, sehat pasti dong... secara isinya banyak togenya macam toge goreng Bogor, sangat direkomendasikan buat pasa pria yang mau punya anak! bikin subur soale hahahaha...lmao

es the gun *halah* es degan maksudnya/ es kelapa muda

Saya biasa menikmati Lontong Balap + Sate kerang di rombong yang jual di jalan Sumbawa, persis dekat Bank BNI jalan raya Gubeng. Kalo dari jalan raya ada di sebelah kanan jalan, jalanan ini 1 arah jadi ambil kanan aja biar gampang menuju rombong lontong balap ini. Bukanya siang hari. Harga lontong balap + sate kerang 10 tusuk: Rp. 9000 ; Es Degan: Rp. 2000.

Bagi penggemar kuliner di surabaya kalian punya tempat favorit Lontong Balap di mana? Boleh dong di sharing di sini. batting eyelashes

Apa postingan berhenti sampai di sini? belom tunggu postingan selanjutnya yaa.Funky Dance