Lalu saya ambil beberapa tumpukan kardus besar berisikan gelas2 plastik air minum. Untuk mendapatkan beratus2 gelas ini, saya mengumpulkannya kurang lebih 6 bulan lamanya. Mengais di tong sampah tetangga, mengemis di acara arisan dan acara syukuran yang menyajikan air minum dalam kemasan. Dan tak jarang saya juga meminta kebeberapa teman untuk ikut serta mengumpulkannya. Hingga akhirnya kardus2 penyimpanan gelas bekas itu terpenuhi.
Saya mencucinya hingga bersih *khusus untuk yang terlihat kotor saja sih*, menyileti plastik penutupnya hingga bersih dan mengelompokkannya berdasarkan bentuk gelasnya. *Gelas minuman kemasan ini bermacam2 bentuknya, gak sama antara satu merek dengan merek lainnya.*
Segera saya bersama sepupu, paklik dan bulik saya juga simbok menjentreng koran bekas di lantai dan mulailah kami mencelup satu persatu gelas2 plastik itu. Pertama dicelupkan dalam warna tanpa dosa pada bagian bibir gelas hingga sebatas setengah ukuran gelas. Lalu segera disusun rapih-rapih diatas koran2 yang terhampar itu. Menunggu kering, dijemur di bawah terik matahari maupun dikipasi.
Setelah semuanya mengering lalu kami celupkan gelas2 setengah suci itu dengan warna keberanian, hingga setengah gelas tercelup dan menjajarkannya sekali lagi diatas koran2 itu dan menantinya hingga kering.
Mengerjakan ini semua tidaklah mudah, butuh waktu berhari2. Sesuai dengan bersahabat tidaknya cuaca untuk proses pengeringan. Dan setelah semua jadi terwarna dengan warna ganda itu, kami membolongi pantat2 gelas itu dengan paku. Merangkainya dengan bermeter2 benang kasur. Mengikatnya, memberi jarak antar gelas beberapa senti dan merapihkannya agar mudah memasangnya.
Dua minggu sebelum hari-H tepatnya di awal bulan, kami bersama2 tetangga yang lain beramai2 merakit, dan merangkai gelas2 yang berular-ular panjangnya. Dan semaraklah jalanan satu RW di perumahan saya. Tak lupa memasang gapura di ujung masuk jalan menuju kawasan RW kami dengan lukisan warna-warni, kertas2 berwarna ganda, dan kata2 mutiara khas pesta.
Ya inilah gambaran pesta Dirgahayu Negara ini di perumahan saya saat saya merantau di ujung timur jawa.
Entah mengapa, saya selalu suka dan jatuh cinta dengan cara rakyat Negara ini berpesta. Semua lingkungan tampak semarak, bersolek dan mempercantik diri... entah dari karya yang bikin sendiri, maupun yang tinggal beli jadi. Umbul2 warna-warni dimana-mana, plastik warna ganda tergantung dimana-mana, bendera2 berkibaran, lampu2 penghias kelap-kelap centil di malam hari...
Juga tak lupa dengan acara2 yang menarik saat hari-H itu tiba, balap karung, tarik tambang, sepak bola banci, dan bermacam2 lomba menarik lainnya..yang terus terang di lingkungan sekitar rumah itu semua masih ada. Gak hanya di sekolah, maupun di perkantoran.
Ah sumpah saya jatuh cinta dengan itu semua...
Gimana dengan rutinitas berpesta Negara ini di tempat anda semua, semarakkah atau bahkan malah tidak terasa suasananya?
Gambar diambil di sini
Postingan ini juga di postting di sini
3 komentar:
ga ikut semaraknya 17an :(
Dimaumere lebih meriah lagi....
sakingmeriahnya berhasil membuat kami terkagum-kagum dengan karnaval, gerak jalan (latihannya bahkan ditengah terik matahari)....
Sungguh mengingatkan kami, menekankan pada kami, kalo Maumere (NTT) juga Indonesia....
tempatku rame @ipied dari tanggal 15 agustusnya sampai malam 17-an, oiyah belum diposting...bentar lagi menyusul postinganya (rock)
Posting Komentar