Senin, 23 Februari 2009

Jakarta Biennale XIII: 2009


kemarin saya akhirnya mengunjungi Pameran Jakarta Biennale XIII: 2009 di Galeri Nasional...
apa itu Jakarta Biennale?

Jakarta Biennale adalah ajang pameran seni rupa dua tahunan, yang
pertama kali diadakan dengan nama Pameran Besar Seni Lukis Indonesia sejak 1968. Namun kemudian berubah menjadi Biennale Senirupa di tahun 1982.

Galeri Nasional hanya menampilkan sebagian dari pameran Jakarta Biennale 2009 yang mengambil tema ARENA. Tema ini dipilih sebagai upaya interaksi antara seni dan permasalahan kota dengan harapan dapat dinikmati dan dimaknai oleh masyarakat umum secara luas.

Biennale diselenggarakan sebagai bentuk pertanggung jawaban seniman kepada masyarakat serta peningkatan apresiasi. Jakarta Biennale 09 kali ini adalah biennale yang pertama kali bersifat international dengan mengundang secara khusus seniman-seniman yang berkualitas dari manca negara.

Pameran ini di bagi 3 Zona yang masing2 tipa zona bermacam2 karyanya bisa audio visual, visual saja bahkan seni kontemporer. ada zona Pemahaman, Bentuk-bentuk pameran pada tahapan ini bersifat “sepihak”, menghadirkan karya kaya dinding yang relatif klasik, talk show, dan lain-lain. Rangkaian kegiatan awal yang berusaha menyadarkan kita semua tentang keadaan yang ada.

lalu ada zona Pertarungan, Rangkaian pameran, lokakarya disini menekankan pada upaya penciptaan ruang ruang kreativitas yang baru, oleh perupa, masyarakat atau kolaborasi diantara keduanya, dengan perupa sebagai mereka yang menguasai media, sebagai pemandu.

Di zona ini banyak karya2 yang berhasil di terapkan di sudut2 kota jakarta, seperti di bioskop Grand Senen untuk pemutaran film oleh Veronica Kusuma, lalu menggambar bersama di atas KRL Tanah Abang, pemasangan bublewrap di halte dukuh atas untuk mengatasi jenuh para calon penumpang yang mengantri, baliho di depan sarinah dengan gambar foto wanita jaman dahulu kala yang menggambarkan "Sarinah", juga KRL komik rada lucu komunitas Serrum yang mengkritisi tentang KRL di jakarta, mural yang di buat di dinding jalan tol di jalan TB simatupang di depan Citos yang bertuliskan " Sabar menunggu, kupasti kan datang" cocok buat nunggu angkot ato bis yang lewat :-D.

baliho foto gambar wanita yang mencirikan "Sarinah" pada jaman dahulu kala.. di bawahnya ada tulisan, wanita yang bagaimana yang mencitrakan "Sarinah"

mural yang di gambar di dinding tol JORR, dan dapat di lihat di kalan TB simatupang, dari depan Citos. bertuliskan "Sabar menunggu, ku kan datang" biar calon penumpang angkot dan bis tidak jemu untuk menunggu disitu...:-D

para fotografer keliling di sekitar monas yang berjumlah puluhan di berikan workshop memotret yang menarik, dan karya2 mereka di abadikan.... heheh mungkin sekarang dah jamannya pada punya foto digital tapi jasa mereka masih di pakai lho...dah pose pengguna jasa mereka menarik sekali bukan??

billboard yang mengkritisi tentang tingkat kebisingan di daerah perempatan Pondok Indah, sengaja diukur dan ternyata.... polusi suara di daerah itu sangat mengganggu!

dan yang terakhir zona Cair, Pameran ini terbagi menjadi dua bagian yaitu TrafficPerlintasan) dan On the Map (Pada Peta). Melalui section ‘Pada Peta’, akan tampil para perupa muda Asia Tenggara yang reputasinya telah diakui baik secara nasional maupun internasional. Karya-karya yang ditampilkan merupakan representasi dari berbagai problem masyarakat kontemporer Asia Tenggara, khususnya permasalahan kota, identitas, wilayah geopolitik dan ruang gerak. Sementara pada section ‘Perlintasan’, akan tampil seniman internasional yang pernah melakukan residensi atau lawatan ke wilayah Asia Tenggara dan karya-karyanya merepresentasikan pandangan-pandangan perupa asing yang spesifik tentang masyarakat dan budaya di Asia Tenggara.

ini karya perupa kita Titin Wulia, dia juga seorang sering beredar di film pendek dengan "minikino"-nya . titin membuat kompilasi paspor berwarna-warna warni dengan ‘cap nyamuk' di dalamnya. "Recolection of Togetherness - stage IV" mencoba menggambarkan paspor sebagai konstruksi artifisal yang tidak pernah netral dari kepentingan kuasa. Paspor tidak akan bisa memberikan kejelasan tentang darimana seseorang berasal, atau mengapa ada perbedaan bahasa, warna kulit, dan agama.

ini Karya Kuswidananto a.k.a. Jompet ini membawa suasana magis dalam pesona tebaran alat mekanis yang seakan bernyawa tanpa fisik. Hentakan musik itu bisa berasal dari Jawa, bisa juga dari bagian lain di Asia Tenggara ini. Suasana magis yang dirasakan saat melihat karya ini, seperti magisnya kraton jawa, namun seragam prajurit kraton jawa juga memperlihat pengaruh jajahan asing yang pernah menjajah bangsa kita


di zona cair banyak karya2 perupa asal mancanegara, yang menarik dan berkonsep dengan melihat asia tenggara dimata mereka seperti apa...serta para perupa dari asia tenggara yang melihat negaranya sendiri seperti apa....

berikut beberapa foto yang saya ambil dari berbagai sumber yang kurang lebih memperlihatkan suasana pameran di sana...tapi saran saya sih lebih baik datang deh..... saya saja sampe terkagum2 dengan konsep yang mereka presentasikan.... betapa ruang menjadi berarti luas untuk mengkritik, berapresiasi, berpendapat, bercerita, berkomentar, dll

Pameran ini berlangsung dari tanggal 7-27 Februari 2009 di berbagai tempat venue, gak cuma di Galeri Nasional saja lho ya... untuk lebih jelasnya kunjungi jakartabiennale.com


5 komentar:

  1. fiieeehhh..
    keren2 ya... suka tuh yang foto2 dimonas.. menarik sekali..

    BalasHapus
  2. ho-oh terutama sama mas-mas yang merokok pake apinya monas, sumpah gw ngelihatnya ngakak deh!!! ada2 aja ya....

    BalasHapus
  3. wah gak ngajak-ngajak (annoyed)

    BalasHapus
  4. ???? *lirik kanan lirik kiri*

    Jakarta Biennale (kok serasa dibaca jakarta binal yah??) *kabur sebelum dilempari sendal ipied*

    BalasHapus
  5. jakarta binal? buku barunya moammar emka kah?

    BalasHapus