23 november 2010, pagi ini hujan deras. Hujan yang tak pernah saya inginkan datang di pagi hari, hujan yang cuma bisa bikin saya terbakar amarah karena kebasahan dan juga hujan yang membuat hati saya murung. Semurung-murungnya..
Teringat suatu ketika, kita pernah diguyur hujan bersama diatas sepeda motormu. Kita lalui banjirnya jalan Jemursari dikala hujan. Saya sibuk menggerutu, dengan basah yang saya rasakan. Kita memakai jas hujan ponco belel milikmu, yang sudah robek dibeberapa tempatnya. Sementara saya memelukmu dari belakang sambil terus menggigil kedinginan. Hujan kala itu hujan angin, saya cuma bisa kesal diatas motor. Sampai akhirnya kamu mengantarku pulang sampai ke rumah bulikku.
Hujan pagi ini mengingatkanku padamu. Kuyupnya saya pagi ini, dinginnya menusuk sampai hati. Dalam perjalanan menuju kantor saya buka kembali kotak memori yang saya letakkan disudut hati. Semua berisi tentang kamu, potongan memori terkuak kembali, dan rasa hangat yang pernah saya rasa terasa kembali.. Ijinkan saya mengingatmu, di hari ultahmu ini…
Selamat ultah pemenjara hatiku, selamat ultah sang pengunci hatiku.. Banyak cinta telah saya jalani, banyak pria telah mendampingi saya, namun tak pernah ada yang bisa membuka kunci hati ini..
Banyak pesan kukirimkan padamu, banyak pesan kuminta agar penjara ini kau buka namun… pesan itu cuma akan hanyut dalam guyuran hujan, sama seperti pagi ini.
Selamat ultah Hendry… Doaku selalu yang terbaik untukmu…