Penduduk di Pulau Tidung baik2 dan ramah2, sembari melepas lelah karena seharian jeprat-jepret foto siang hari nan terik itu eh... ternyata bapak pemilik warung dekat jembatan bisa mengusahakan sepeda untuk kami berlima, juga dapat menyediakan makan malam ikan bakar untuk kami! waw sungguh senang sekali! horeee!!!!Tak berapa lama sepeda pun datang dan jeng.. jeng..... cuma ada 4, itupun salah satu gak ada remnya, terus yang satu setang sepedanya kendor jadi agak sulit mengendalikannya, dan hanya 2 yang beres! Kami pun berebutan sepeda dengan semena2 dan saya sudah pasti tidak dapat sepeda! lah wong sepeda cuma 4. Akhirnya saya di bonceng si Dia. Aihhhhhhhh rongmangtisnya sih.... Sepanjang jalan menyusuri jalan tepi pantai, dibonceng oleh si Dia, diterpa desau angin, dan terdengar gemuruh ombak. Kata Myaw dan kucingusil 'sontrekmu sudah bukan lagu Cayman Island nya KOC tapi jadi Tidung Island'. ahahaha...... Matahari semakin tergelincir ke ufuk barat, saatnya kami berkejaran dengan waktu menuju barat untuk berburu sunset! Wuih jalannya gak bersahabat, berpasir dan menembus semak2 pohon2 yang tinggi dan lebat, juga minim penerangan. Kalau gak bersama rombongan lain yang ingin melihat sunset mungkin kami akan kembali ke penginapan sambil gelap2an dan sepi! hii.....Ini foto yang paling kusuka, diambil oleh si Dia hahah siluet kami bertiga, keluarga kucing dengan begron sunset yang indah. hahaha rusak dah begron yang indah itu dengan adanya siluet kami bertiga! Charlies Angel's in action! Lelah menggenjot sepeda, lelah pula berjalan mencari gambar tadi siang, akhirnya..... makan malam! Seharian perut belum terganjal makanan yang layak *nasi maksudnya*. Akhirnya pesanan ikan tongkol bakar pun datang, nasi satu mangkuk besar dan munjung! *buset dah* padahal yang makan cuma 5 orang bukan 15 orang! Ikan tongkol besar2, sambel kecap dan sambel hijau *ah saya lupa namanya* tapi yang pasti sambal ini isinya rawit dihaluskan+bawang dan ramuan lain yang sudah pasti bikin perut bergejolak! Setan nih sambel! paket makan malam itu hanya 40 rebu rupiah saja. Dan setelah kenyang, dan tentu saja nasi tidak habis *kami sudah kehabisan gaya buat ngabisin nasinya*, kami pun ngobrol2, tuker2 hasil jepretan dan tertidur. Rasa lelah luar biasa rupanya bikin kami semua tidur cepat. Besok kami masih punya agenda mengejar sunrise di jembatan Tidung! Pagi2 jam setengah 5 kami dengan malas membuka mata dan dengan muka bantal ini segera mengayuh sepeda menuju timur pulau. Udara dingin, angin dari semalam bertiup ganas, hingga pagi itu pun... Tiba di jembatan ternyata seluruh wisatawan yang berkunjung ke pulau itu memiliki tujuan yang sama. Menanti sunrise di pulau Tidung! Segera semuanya mencari spot2 terbaik untuk mengabadikan munculnya sang matahari. Langit berawan, mendung, dengan angin yang masih saja kencang. Semburat merah di ufuk Timur pun muncul, dan perlahan2 semua langit dibagian itu menjadi memerah dan menguning dalam waktu yang cepat. Gelung2 awan mendungnya menambah pesona pagi hari itu. Merah, kuning, oranye, biru, abu2 jadi satu. Cukup lama kami disana hingga gak terasa sudah pagi dan harus segera sarapan. Kembali pagi itu kami sarapan tidak bergizi lagi. makan mi bakso yang dekat sekali dengan penginapan. Sarapan pagi agak jarang didapat, ada tukang jual bubur ayam pun cepat habis terjual. Masih berusaha mencari pinjaman snorkeling tapi ternyata masih tidak berhasil. Ah terpaksa kami hanya main air di laut dekat jembatan saja. Siang menjelang dan kami harus segera kembali ke Jakarta, kapal berangkat jam 1 siang ini. Usai bersih diri dan packing kami makan siang terakhir. Menu lebih bervariasi, kali ini ikan kembung goreng, nasi tetap dengan porsi yg sama seperti semalam, sarden kuah pedas manis, dan gado2, ples sambel kecap. Astagah porsi jadi lebih banyak! entah bagaimana kami bisa menghabiskannya. Menu siang ini habis 75rebu. Agak mahal dan kelewat mubazir karena yg makan cuma ber 5, seharusnya menu itu bisa untuk makan orang 10-15 orang. Kapal telah siap dari jam 1 namun baru diberangkatkan jam 2. Ternyata perjalanan pulang terasa lebih berat, kapal yang saya naiki bukan kapal yang terlalu besar. Selama perjalanan angin kembali bertiup kencang, mempermainkan ombak laut menjadi gelombang2 besar. Kapal mendadak berubah menjadi wahana permainan kora-kora seperti di Dufan, disertai juga guyuran gerimis disepanjang perjalanan. Cipratan air laut masuk melalui jendela2 kapal. Dan satu persatu pun penumpang kapal tumbang. Mual, pusing, mabuk laut! Dnial, si Dia dan Myaw juga saya memilih untuk tidur daripada duduk didalam kapal. Sementara Dnial, Dia dan Myaw menenggak antimo yang saya bawa. Kucingusil masih memilih duduk dengan tenang sementara wajahnya sesekali panik melihat ombak besar yang mengombang ambingkan kapal. God! 2 jam kejadian itu berlangsung! Sementara nahkoda kapal masih bisa mengendarai kapal sambil tertawa dan ngobrol di HP nya! buset dah! Finally tiba di Jakarta akhirnya... tiba dengan selamat tanpa kurang suatu apapun... Cuaca buruk pun mereda dan laut kembali tenang... Begitu deh perjalanan saya ke pulau Tidung, mungkin diakhir perjalanan agak memabukkan tapi secara keseluruhan saya suka dengan pulau itu, indah banget dan gak perlu jauh2 ke Bali atau Lombok untuk menikmatinya. Cocok untuk perjalanan long wiken, atau libur yang tidak lama dengan bujet terbatas. Perjalanan ke sana tergolong murah, apalagi jika berangkatnya rombongan. Oh iya satu lagi pesan saya sediakan duit cash lebih dan baju lebih *jaga2 ada pengeluaran tambahan karena harus bermalam lagi karena ketinggalan kapal/cuaca buruk*. Juga bawa sunblok ya dan dipakai secara merata! Serius bahu dan punggung saya terbakar dengan semena2 dan sampe sekarang pun masih ada kulit terbakar yg belum terkelupas. Sumpah rasanya perih banget dan gatal!