Jumat, 25 Desember 2009

Kado Natal

Sungguh Natal yang terindah buatku tahun ini. xmas1 Halah kayak saya ngerayain Natal aja sih? *dikeplak* Bagaimana tidak? Suasana Natal sangat kental di kantor saya dibandingkan suasana Lebaran . Dekorasi lobby kantor dihiasi dengan pohon ranting Natal yang bertabur gula salju buatan, ada bola2 penghiasnya dan lampu kelap kelip lampu dikota. xmas2 Belum lagi berderet2 parsel memenuhi sudut kubikal kantor, berisi makanan, sirup dan kue2 khas natal. Wah wah…. Memang, kalo natalan ada aja rejekinya dan selalu kami para buruh pekerja ini yang kebagian rejeki itu. Terutama bagi yang gak cuti. Hehehehe… celebrate


ini kado natal dari Maria :D tengkyu yaahhh



Tahun ini juga istimewa buat saya, saya di kasih hadiah natal sama teman kantor dan bahkan teman kuliah saya! Ahhh makasih ya….. Sammy dan Maria! Sammy memberi semua teman2 kantor bingkisan natal kecil, saya dapat gantungan kunci dari merjan (manik-manik) berbentuk hati warna oranye big grin sedangkan dari Maria saya dapat tempat pensil handmade dia sendiri….Banana Cool


Bahannya karung beras yang plastik (bale rice), di buat sedemikian rupa membentuk tempat pensil, lalu dilukis manual olehnya. Ada gambar karikatur dirinya menjadi santa, dengan warna dominan merah dan hijau! Tak lupa di beli label mereknya Maritjee. Wahhhh temanku ini kreatif banget! Bisa bikin butik onlen yang made by dewe dan punya penggemar/customer dari mancanegara! Saya gak lebay kok, intip saja blognya dia.. hehehe jualannya macam2 hihihihi… menarik dan lucu2.. senyumkenyit


Dan gak nyangka aku dapat kado natal darinya hehehehe…. Heart Jadi ingat dulu buku pertama bikinanku pun langsung kukirimkan padanya hehehe sekitar setahun yang lalu. Makasih ya mar semoga kamu makin sukses ya… eh iya kalo saya pesen dapet diskon kan? Hehehe postinganku kali ini bantu promo nih Evil Smirk


Minggu, 20 Desember 2009

Tanggal 20 itu...

sebentar lagi tanggal 20 berakhir... tanggal yang memiliki kenangan. tapi entahlah masih berarti atau tidak sampai sekarang? kurasa...mungkin lebih baik seperti ini, kamu dengan jalanmu dan saya dengan jalan saya..... masing2 menyibukkan diri, berusaha melupakan yang telah terjadi, walau kadang dikala sepi yang lalu-lalu itu selalu terlintas...

terasa ada tapi tiada, walaupun sebenarnya ada... bagaimana dengan rasamu? masih adakah? atau sudah hilang tak berbekas? rasaku sudah mencapai batasnya..maaf saya kalah dengan semua perbedaan prinsip kita. lelah rasanya untuk terus berusaha menjalaninya... sigh

yah kamu benar.. apa yang kamu katakan tentang sulitnya kita bersatu itu memang benar adanya.... maaf jika saya menyerah laksana pengecut seperti ini. saya akan mencari bahagia saya sendiri... maaf.. jangan paksa saya untuk menjelaskannya kenapa, kita... sudah terlalu banyak bicara.

Sabtu, 19 Desember 2009

Garang Asem Resep Ibuku

jadi wiken ini saya banyak menunaikan janji saya sama teman2 saya, janji masakin puding buat Tikapinkhana, si ngaku-ngaku cicit yang riwil, ngasih sajen buat supir Lukmandisini, dan pesanan resep Garang Asem untuk nenek Merahitam. ihikhik

Saya mau berbagi resep Garang Asem ibu saya, ternyata makanan seenak dan semenggigit itu bumbunya sangat mudah dan masaknya pun sangat mudah. kenyit


Garang Asem

Bahan:
  • 1 ekor ayam (potong kecil-kecil)
Bumbu:
  • 3 siung besar Bawang merah
  • 2 siung Bawang Putih
  • 2 buah Cabe kriting merah
  • 2 buah Cabe hijau
  • 10 buah Cabe rawit utuh
  • 5 buah Belimbing wuluh
  • 3 lembar Daun Salam
  • 2 iris Laos
  • Garam dan gula secukupnya
  • Santan encer/setengah encer: dari 1/4 butir kelapa, atau dari santan kemasan Kara yang segitiga dicampur dengan segelas air.
Pembungkus: Daun pisang yang panjang dan lebar.

Cara membuat:
  • Ayam di cuci bersih, lumuri ayam dengan jeruk nipis dan garam. Diamkan sebentar selama 15 menit, lalu cuci bersih.
  • Bw merah+bw putih+cabe (kecuali rawit)+belimbing wuluh+laos semua bahan di potong2.
  • Campur ayam dan bumbu (yg dipotong maupun enggak) +santan. lalu bungkus dengan daun pisang. setiap bungkus diisi 1 atau 2 potong ayam.
  • Kukus di dalam dandang selama setengah jam.
  • Sajikan selagi hangat.
oh iya berhubung nyari daun pisang panjang di jakarta agak susah *kecuali kalo mau niat beli banyak di pasar tradisional* jadi biasanya ibu saya mengakali dengan mengukus bahan2 garang asem dengan mangkok anti panas, atau rantang. nah bahan2 itu dimasukkan dalam mangkuk tadi di aduk dan tutup dengan selembar daun pisang. setelah itu kukuslah dalam dandang selama setengah jam, jadi dehh... Jadi lebih irit bakai daun pisang kan? tapi mungkin aroma yang dihasilkan daun pisang jadi tidak semenggigit kalau di bungkus daun pisang. senyum

gambar diambil dari sini

Minggu, 13 Desember 2009

Grammar Suroboyo di Hellofest 6

Sholikin dengan piagam kemenangannya, ih ini Renzzy ok ikut2 mejeng sih?

Akhirnya menang lagi!
tepuktangan hahaha itu komentar saya tentang kemenangan Sholikin/Si Ikin/Studio Gathotkaca dengan 'Grammar'nya di Hellofest 6 tahun 2009 ini. Kenapa saya bilang menang lagi? saya ndak heran dengan kemenangannya. sengihnampakgigi Ceritanya tentang grammar suroboyo dan ditambahi cerita tentang Lontong Balap, salah satu makanan khas Surabaya *yang juga kesukaan saya* dikemas dalam animasi 2d yang ala kadarnya karena gambarnya jauh dari bagus sukses bikin ngakak2 1 studio pemutaran Hellofest 6 di Balai Kartini Gatot Subroto.

Lembar vote Hellofest 6

Numpang mejeng yaa...

Memang bukan pemenang favorit 1, cuma dapat favorit ke 2 tapi itu sudah membanggakan buat saya teman masa kuliahnya dan bikin si ikin senang banget karena dapet hadiah study tour ke Singapura! Cah ndeso asal Bojonegoro, yang kuliah desain di ITS Suroboyo, bolak-balik ke jakarta menghadiri festival film lantaran filmnya bolak-balik sering diputar dan diapresiasi, ehh sekarang dapat kesempatan untuk ke luar negeri, ke Singapura! Waw!!! hebat kamu Kin!!! Itu semua berkat film Grammar vol. 3 yang diikutsertakannya ke Hellofest 6. menari

Sholikin memang paling suka banget bikin animasi 2d dengan flash, pertama kali bakat menonjolnya saat dia bikin animasi sederhana macam Xiao-xiao (animasi dengan karakter manusia lidi) di kelas animasinya saat kuliah dulu. Lalu berlanjut membuat film2 dari Gathotkaca vol. 1-3, Pringgondani, hingga Grammar vol. 1-3,5. Dulu bersama Rudi dan Astoto , Sholikin bergabung dalam RASis Film, menelurkan film2 Gathotkaca 1-3. RASis bubar dan Sholikin jalan sendiri dengan Gathotkaca Studio-nya bikin simple animasi yang lain seperti seri Grammar.

Mungkin nonton Grammar bakal bikin kita semua ngakak, karena imbuhan khas suroboyonya, pisuhannya yang selalu khas dan bikin ngakak. Film ini bukan cuma melestarikan budaya misuh tapi juga berisi macam2 kritikan Sholikin akan sekitarnya, isue yang saat ini marak di surabaya maupun indonesia. Coba deh ditonton saja film2nya. Sholikin gak cuma mengocok perut penonton tapi juga berusaha memasukkan pesan2 budaya. gelakguling

Jadi kurasa kemenangan Sholikin kali ini layak dia dapatkan! Teruslah menghibur dengan simple animasimu ya kin! Salut!

Kurnia, Gunawan, Iyud, Sholikin, Renzzy, dan saya

Hellofest 6 kemarin saya tak hanya berjumpa dengan Sholikin tapi juga temen2 kuliah lainnya *yang kerja dijakarta* wah jadi seperti reuni! bertemu dengan Iyud, Boy, Ega, Gunawan, ketemu dengan Renzzy *sesama pejuang di INFIS* dan Kurnia *animator/komikus dari jogja*.
Masing2 telah memiliki kehidupan masing2 ada yang berprestasi di hobinya seperti Sholikin, berprestasi di tempat kerjanya masing2. Salut dan tetap semangat untuk teman2 semua yaaaa!!!sembah

Oh iya saya lupa menyantumkan film Grammar 3: Mantab Jaya itu, ini selamat misuh ngakak yaaa..gelakguling



Sabtu, 12 Desember 2009

Okuribito (Departures)

Adalah Daigo Kobayasi, seorang pemain cello yang tergabung dalam grup orkestra di Tokyo jepang. Dia sangan mencintai cello dan suka dengan pekerjaannya. Mendadak harus menjadi pengangguran, karena orkestranya terpaksa dibubarkan oleh pemiliknya, akibat semakin sedikitnya penonton orkestra di jepang. Lantas harus mencari kerja kemana dan seperti apakah Daigo untuk menghidupi keluarga kecilnya? apakah masih dengan bakat cello-nya? fikir

Daigo pun memutuskan pulang kampung ke tanah kelahirannya di Yamagata. Mika, sang istri tidak keberatan, toh pekerjaanya sebagai web designer bisa dikerjakan dengan mudah di mana pun. akhirnya mereka memulai hidup baru mereka di rumah peninggalan ibu Daigo. Rumah yang kecil dan unik, berisi piringan hitam koleksi bapak Daigo yang masih di simpan Ibu Daigo. Ibu Daigo telah tiada, sedangkan ayah Daigo pergi meniggalkannya pada saat Daigo masih kecil. Daigo masih ingat beberapa kenangan manis tentang ayahnya namun dia tidak ingat wajah ayahnya.

Mencari pekerjaan di sebuah kota kecil tidaklah mudah, akhirnya Daigo tertarik sebuah iklan koran. Perusahaan yang berhubungan dengan 'departures' mencari pegawai. Selintas perusahaan ini seperti agen wisata perjalanan, dan segeralah Daigo melamar kerja di sana. Dan ternyata diluar dugaan pekerjan yang akan dilakoninya ialah menjadi asisten seseorang yang menyiapkan jenazah sebelum dimasukkan dalam peti untuk dikremasi. *ya jika di indonesia ialah tukang mandikan mayat dan mengkafani jenazah* gigil

Syok, kaget, takut dan bingung adalah ekspresi Daigo pertama. Bayangkan tugas pertamanya dia harus mendampingi sang bos untuk 'menyiapkan' mayat seorang ibu2 tanpa sanak kalurga yang mati di rumah kontrakannya dan telah membusuk selama 2 minggu. Bayangkan wujud jenazahnya, baunya, kondisinya, belatungnya, yieeekkkkk...... muntah2lah Daigo pada saat ditugasi mengangkat mayat itu..busuk

Bosnya mengganjarnya dengan bayaran mahal 500.000 yen perbulannya. Daigo bimbang antara menjalani pekerjaan "antik"nya ini atau dia mencari pekerjaan lain, namun bayaran yang setimpal itu dia butuhkan untuk menghidupi keluarga. Dijalanilah pekerjaan itu dan dia merahasiakan pekerjaannya dari istrinya.

Daigo bekerja berdasarkan panggilan, jam berapapun itu dan di mana pun itu. kadang subuh2, tengah malam dia harus bekerja, harus pergi ke pelosok desa untuk memenuhi panggilan kematian. Dan Daigo menjumpai banyak klien dan keluarga klien yang bermacam2. Dari sebuah upacara kematian si klien, terbuka seperti apa keluarga mereka, hubungan dengan klien yang meninggal, harmoniskah, di bencikah, ada aibkah, semuanya mau tidak mau harus diketahui oleh Daigo dan sang bos. tapi dengan kondisi seperti apapun jenazah mereka tetap harus menyiapkannya sebaik mungkin, memandikannya, memakaikan kimono kematian atau baju apapun yang akan dikenakan sang klien sebelum dikremasi. Mendandaninya, make up, mencukur kumis dan jenggot jenazah. Semua itu ada upacaranya.around

Saya suka sekali dengan film ini, selain menjadi tahu satu lagi budaya dari jepang yang unik, juga menyadarkan saya jadi tukang mandikan mayat itu juga sebuah pekerjaan halal dan mulia.
Di film ini diceritakan tentang penolakan keluarga dan lingkungan masyarakat dengan profesi ini, mereka menganggap profesi ini gak normal. Banyak orang yang memandang rendah pekerjaan ini, orang2 berpikir jika yang mengerjakan pekerjaan ini terpaksa karena tidak ada pekerjaan lain.adus

Profesi ini tidak mudah, bukan hal sepele, dan sedikit orang yang tertarik menekuni, padahal kematian pasti datang setiap harinya dan setiap detiknya. Lalu setelah meninggal akan diapakan jenazah? langsung dikubur, dikremasi, dilarung? gak begitu juga kan? Pasti ada upacara dan prosesinya berdasar adat, agama, kepercayaan. Siapa yang akan kita kontak jika terdapat musibah seperti itu? Sementara hati berduka, tiba2 harus mengurusi kematian seseorang yang kita cinta. Untuk inilah ada profesi pengurus kematian, tukang mandikan mayat, tukang kubur mayat, tukang kremasi. Profesi yang mulia dan tinggi derajatnya diantara profesi yang lain.angel

Tonton deh film ini, coba dicari dvdnya, dibeberapa tempat sudah ada yang jual, saya kebetulan nonton Okuribito di Jiffest 2009 ini. Mungkin bisa juga dicari link donlotnya kalo mau. Departures (おくりびと Okuribito) film jepang produksi tahun 2008, sutradara Yōjirō Takita. Memenangkan Academy Award for Best Foreign Language Film di Oscars 2009. Dan meraup pemasukan $61,010,217 di Japan pada bulan April, 2009. Film ini bikin saya mewek di beberapa scene yang memang mengharukan dan bikin saya tertawa juga di beberapa scene karena konyol dan lucu. Durasinya memang panjang 131 menit, 2 jam lebih! tapi dijamin tidak membosankan apalagi jika dihibur dengan alunan cello sebagai scroring lagu dalam beberapa adegannya. Selamat nonton ya. kenyit

Selasa, 08 Desember 2009

JIFFEST 2009 [dengan segala kekurangannya]


Jiffest berumur 11 tahun, dipenghujung tahun ini. Acara yang berisi pemutaran film2 internasional bergengsi berlangsung dari tanggal 4-12 Desember 2009. Dulu tiap tahunnya jiffest di putar di berbagai tempat dan pusat kebudayaan di Jakarta. Tapi tahun ini hanya dilangsungkan di satu venue saja yaitu Blitzmegaplex Grand Indonesia. Sangat di sayangkan sih, jadi tidak bisa pindah venue, tapi menjadi lebih efisien untuk koordinasi para panitia dan menguntungkan untuk para penontonnya gak usah pindah2 tempat. Jadi dari siang sampai malam bisa nonton film2 jiffest sampai mabok!

Sang Pemimpi, masih novel dari Andrea Hirata, diangkat menjadi film dan menjadi film pembuka Jiffest tahun ini. Sayangnya hanya invitation only, tiket khusus untuk para orang penting saja. Sedangkan diputer untuk umum serentak di Indonesia pada tanggal 17 Desember 2009.

Saya mau berbagi tips untuk nonton Jiffest tahun ini, mungkin bukan cuma tips sih soalnya akan saya sisipkan dengan kritikan hihihih :D

Tiketing
Dikarenakan metode tiketing yang rada antik, ada konsep tiketing early bird, member only dan umum, kita harus rajin2 ngecek di web jiffest.org tentang tata cara pemesanan tiket film. Jadi pertama2 tiket di buka untuk para member Blitzcard dari tanggal 24-27 November, harga tiket dapet diskon 25 %. Lalu baru di buka untuk umum namun early bird tanggal 28 November-4 Desember, harga diskon masih tetap sama. Dan dijual juga untuk hari H dari tanggal 5-11 Desember, namun haraga tiket sudah tidak diskon lagi.

Coba deh bayangin jika semua member Blitzcard memborong semua tiket, apa jadinya yang untung2an beli di hari H minimal 15 menit sebelum pemutaran dimulai? Belum lagi antrian yang mengular panjangnya. Karena antrian dicampur dengan antrian film2 Blitz lainnya. Disinilah eksklusifitas Blitz bermain, dan saya kurang setuju dengan konsep tiketing macam ini. Belum lagi pembagian tiket untuk Free Movie (film2 yang gratis) waw.. itu ngambil tiketnya seperti rayahan Grebek 1 Suro di Solo maupun Jogja. Panitia membagikan tiket yang tidak bernomor kursi itu, para peserta langsung ambil dan itu terjadi 1 jam sebelum film di mulai.

Sebentar? tidak bernomor kursi? iya betul, dan apa yang terjadi? Satu jam sebelum studio film dibuka para penonton sudah antri mengular panjang dengan manis di depan pintu. Yak betul posisi antri menentukan prestasi pemilihan kursi pada saat menonton. Jadi bagi yang datangnya telat... selamat yah, anda bisa dipastikan akan dapat kursi minimal 3 deret dari depan layar! Sangat baik untuk mata anda!

Teknis Pemutaran
Namanya juga Jiffest (Jakarta International Film Festival) dari kepanjangannya saja sudah terlihat kalo ini festival film berskala internasional, bukan cuma filmnya yang berisi film2 internasional dan lokal, tapi rasa, aura dan segala halnya harus berstandar internasional dong...
  1. Gedung, memilih Blitzmegaplex GI. Jelas sudah internasional.
  2. Pelayanan? Biasa saja standar pelayanan bioskop umumnya di jakarta.
  3. Teknis pemutaran? Amat sangat parah dan jauhhh dari festival film internasional.
Jika dibandingkan dengan festival film LOKAL dan KEDAERAHAN macam Festival Film Purbalingga, Surabaya 13 Film Festival, maupun Festival Film Pendek Konfiden. Masih sangat jauh sekali! Okey apa uneg2 saya untuk masalah teknis ini? banyak! Film terputar tanpa subtitle inggris (padahal film yang saya tonton film Swiss), film terputar ulang 2 kali dan panitia tidak sadar sampai film tersebut berputar sekitar 3 menit, sound hilang dan giliran sound muncul malah lagu dugem yang bukan bagian dari film, banyak "iklan" (merek DVD player muncul di layar, macam Sony, Akira, dll).

Lantas apa mereka selayaknya panitia minta maaf akan kesalahan2 yang terjadi itu? Sama sekali tidak. Beberapa penonton harus turun dari kursi, komplen ke panitia langsung, pada saat terjadi kesalahan teknis tersebut.

Saya terus terang kecewa banget dengan Jiffest tahun ini, apa para teknisi pemutaran tidak ditatar dulu ya, bagaimana menyuguhkan sebuah pemutaran yang baik? Lalu apa para penonton bisa menikmati dengan nyaman? Hahaha... saat pemutaran sesi Swiss Shorts banyak yang memilih keluar dari studio sebelum pemutaran berakhir.
Apa ini cuma terjadi pada pemutaran satu sesi film saja? Tidak setelah saya mengikuti sesi berikutnya tetap saja kesalahan kembali diulangi lagi. *tepok jidad*

Ini mungkin cuma keluh kesah sorang penonton Jiffest, mungkin saya yang terlalu perfeksionis, tapi wajar kan jika saya pengin yang terbaik? Semoga masukan ini bisa jadi cambuk semangat untuk Jiffest tahun depan agar jadi lebih baik. Apakah saya cuma bisa ngomel2 disini? tidak saya juga sudah komplen kok ke panitianya kebetulan saya kenal salah seorang dari mereka dan saya langsung mengungkapkan apa yang saya tulis di atas.

Saya sengaja menuliskannya di sini biar yang belum nonton tahu kondisinya, tahu bagaimana kalo mau nonton jiffest tahun ini, dan tidak kaget atau bahkan kecewa berlebih, karena keadaanya memang seperti itu :D hehehehe....

Minggu, 06 Desember 2009

100kata


Baru seminggu gak posting eh udah ada yang nanyain apdetan ihikhik *halah emang siapa yang mau nanya coba* maaf hehe sya sibuk dengan kerjaan saya dan penilaian rapor akhir tahun saya yang menyedihkan dan mengecewakan. Ah tapi sudahlah bukan itu kok yang mau saya tulis hari ini. sengihnampakgigi

Saya mau menunaikan tugas saya buat mereview lagi hehe seperti biasa sebagai blog curhatan yang sebagian besar isinya review, maka saya bebas menulis apapun dong hehe..


Saya pertama kali bertemu buku ini di Gramedia Cinere, tertarik dengan judul
100 kata. Dan lagi setelah saya buka WAW, konsepnya boleh banget. Yaitu menulis cerita pendek hanya dalam 100 kata. Saya mendadak jadi teringat pelajaran mengarang jaman SD yang membatasi penulisnya dengan jumlah kata dalam karangannya. *Berhubung saya tukang ngecap, kadang aturan jumlah kata itu gak saya pedulikan adanya jadi bermeter2 tulisan saya* gelakguling Eh tuh kan ini maksud tulisan dan mbeleber... back to topic lagi!

Buku ini ditulis oleh 8 orang penulis/blogger/apapun bergron kerjaan mereka yang ikut tergabung di milis 100kata, dan di blog 100kata. Milis tersebut menerima postingan-postingan cerita dengan jumlah kata seratus (tidak kurang tidak lebih), dari siapapun yang berminat menulisnya. Setiap cerita yang masuk ke milis ini akan melalui proses penyaringan yang termasuk di dalamnya penghitungan jumlah kata. Jenis karya terbatas pada selain yang mengandung SARA. Nah dari cerita2 masuk itu dipilihlah dan di bukukan jadi buku ini Kumpulan Cerita 100 Kata.


Seperti yang saya bilang tadi, idenya menarik, dan menurut saya yang tukang ngecap ini nulis 100 kata ini gak mudah lho! Gimana merangkainya agar menjadi sebuah cerita yang menarik dan bukan merupakan penggalan dari sebuah cerita panjang. Dan persis seperti saya duga, pasti kuncinya ialah di twist pada akhir cerita, yang akan menghidupkan cerita itu. Setelah saya baca ya semua cerita selalu mempunyai twist yang unik di akhir cerita, ada yang tidak terduga, ada yang sudah saya duga, ada yang menarik, ada yang sedih, pokoknya bermacam2. Seperti menonton film pendek, kesukaan saya *halah*
jelir,cerita2 tersebut ibarat menonton film dengan durasi 10-15 menit. Sederhana, singkat namun sampai pada penonton. Cuma butuh premis cerita dan ditwist pada akhir cerita dan voila! jadi!

Jadi apa bikin cerita 100 kata itu mudah?

Eng... tergantung, tapi tidak buat saya. Dan saya benar2 menikmati cerita 100 kata ini. Ada 1 cerita di buku itu yang saya suka banget, nih saya tuliskan ulang ya..

Aman
oleh Hotma Juniarti

Bu, kenapa sih Bapak dikubur?
Bapakmu sudah meninggal, Le.

Meninggal itu matanya merem ya, Bu?
Iya nggak melek lagi.

Nggak bisa liat?
Nggak bisa, kenapa tho?

Bapak nggak liat Ali manjat pohon lagi ya Bu?
Ndak bisa...

Ndak liat Ali main layangan?
Ndak bisa...

Ndak liat nilai rapot Ali Bu?
Ya ndak bisa.

Aman Bu? Bapak ndak marah-marah lagi, ya?
Iya Le...

Asiiikkk, Ali bisa main-main terus ya, Bu?
Ya ndak kan bapak ngawasin Ali dari sorga.

Sembunyi kelihatan Bu, dari sorga?
Iya

Tutup pintu kelihatan nggak Bu?
Kelihatan Le...

Kalau Ibu sama Bang Johan ngunci kamar, kelihatan juga Bu?
Oh iya para pembuatnya sekarang sedang mulai membuat lagi cerita dalam 140 karakter loh! berani terima tantangan itu? kalo berminat silakan join deh di blognya hehehe... saya masih gak habis pikir jika 140 kata itu apa yang akan dituliskan ya? ihikhik