Minggu, 28 Februari 2016

Review film: The Revenant

Setelah menonton Siti, Surat dari Praha dan, A Copy of My Mind, akhirnya rampung juga nonton The Revenant. 

Mengejar hingga ke studio2, ke ujung bioskop tertentu. Yup, saya baru nonton film ini setelah film ini hampir apkir dari layar lebar. Sebenarnya saya sdah pengin nonton ini saat saya tahu dia masuk nominasi Oscar 2016, saya sudah lihat trailernya di bioskop yang terasa apik, seru menegangkan dan dihibur oleh lansekap yang indah. Wih makin penasaran banget! :D Tapi.... sayangnya ada banyak film indonesia bagus yang sedang diputar dan kapan lagi saya bisa nonton film2 tersebut? Daur hidup film indonesia di layar lebar lebih singkat daripada film hollywood. Jadi saya baru mengejar The Revenant setelah usah menikmati 3 film indonesia pilihan saya.

Bagaimana The Revenant? Bagus! Pertarungan beruangnya sungguh menegangkan, saya harus merem melek untuk menikmati adegan pertarungan beruangnya yang intens, brutal, dengan darah dimana-mana, terasa nyeri, ngilu, dan lain sebagainya, usai pertarungan berujung kasihan, sakit dan bermacam2 rasa dari film yang tergambar.

Dan satu lagi yang bikin saya mengumpat karena terpukau dan 'arrgg gila itu gila banget!' yaitu adegan melawan rasa dingin di dalam perut sang kuda. Disitu saya merasakan bagaimana melawan rasa dingin yang merasuk dan haurs tetap survive hidup, astagah dinginnya benar2 merasuk dan saya terheran-heran, kok bisa sih kepikiran mengambil jalan itu?

Dua poin itu yang bener2 menyentuh saya saat nonton The Revenant, perihal premis film untuk membalas dendam atau mengejar pembunuh anaknya pun hampir terlupakan oleh saya. Saya sungguh lebih terpukau dengan lansekap negeri dingin yang indah dan bagaimana bertahan hidup di alam liar yang bar-bar di masa itu.

Dan apakah Leonardo di Caprio pantas mendapatkan penghargaan Oscar yang telah dinantinya bertahun-tahun? Ya, kurasa dia pantas mendapatkannya. Bagaimana dengan Innaritu sang sutradara?
Masih pantas juga, tapi menurutku ini bukan karya terbaik Innaritu :) Birdman masih lebih cakep, dan Biutiful masih lebih menyentuh saya... hehehe... (ya mungkin ini masalah selera sih).

Ada yang belum nonton The Revenant? Tontonlah, worth it kok :D