Kamis, 14 April 2016

Kapur Ade menang Gold Award Viddsee Juree Indonesia 2016

Ini kejadian tanggal 5 Maret 2016 lalu.

Film Kapur Ade (Little Sister's Chalk), film animasi 2D terbaru Lanting kalau saya bilang adalah film yang paling lama menentukan akhir ceritanya, kenapa saya bilang begitu? Berulang kali si mas mengeluarkan banyak ide untuk menentukan akhir film ini, macem-macem alternatif endingnya, padahal pengerjaan film ini sudah lama kalo gak salah dari tahun 2015 awal. Film ini pernah diikutkan FFI 2015, hanya masuk dalam nominasi saja.

Lalu si Mas masih mengedarkan Kapur Ade di berbagai festival dalam dan luar negeri, hingga salah satunya diikutkan ke Viddsee Juree Award. Viddsee sendiri adalah sebuah multiplatform online yang mengumpulkan dan memilih film pendek serta cerita Asia terbaik untuk ditampilkan di www.viddsee.com. Platform ini diklaim memiliki basis audiens internasional yang luas, serta mempromosikan film pendek Asia terbaik ke seluruh jaringan film pendek, festival, dan film market. Lalu Viddsee Juree Awards adalah kompetisi untuk merayakan film pendek Asia dari berbagai genre; fiksi, dokumenter serta animasi. Indonesia mendapat kehormatan dan terpilih sebagai negara pertama yang untuk meluncurkan edisi perdana Viddsee Juree Awards, dimana pembuat film pendek Indonesia mendapatkan berkesempatan filmnya ditonton dan dipilih oleh panel juri internasional.

Nah iseng- iseng diikutkan dan akhirnya Kapur Ade masuk nominasi dalam kompetisi ini, ketemu lagi dengan beberapa film pendek lain, beberapa malah sudah sama-sama sering lihat filmnya wara wiri di kancah festival film juga hehehe. Tanggal 5 Maret 2016 itu tibalah pengumuman si Viddsee Juree Award edisi Indonesia ini. Acara awardingnya dilakukan di IFI Jakarta yang bertempat di jalan Thamrin.

Saya sempat menonton pemutaran film2 nominasinya, ada sekitar 10 film pendek dengan berbagai genre. Idenya banyak yang menarik dan nyeleneneh. Saya ketemu lagi dengan film Wachten Staad-nya Mas Fajar dan Digdaya Ing Bebaya (of The Dancing Leaves)-nya Mas BW Purbanegara.
Dalam kompetisi ini saya sih gak mikir kalo akan menang, karena filmnya keren2 semua. Feeling saya sih Digdaya Ing Bebaya bakal menang, dan emang bener! Film dokumenter karya Mas BW ini meraih juara ke dua. Pulang2 bawa kamera Black Magic.

Pas pengumuman juara pertama, makin kagetlah saya ternyata yang menang ialah film Kapur Ade!
Film Kapur Ade menang Gold Award Viddsee Juree Indonesia 2016.
Yak ampun mimpi apa dapet kamera Blackmagic tipe URSA EF!
Alhamdulillah! Sama seneng juga dapet trip ke Singapura (yang entah kapan) untuk berkunjung ke kantor Viddsee di Singapura (ples jalan-jalan juga).

pengumuman yang bikin kaget itu >.<



kamera yang masih belum dipakai sampe sekarang


Hehehe gak nyangka banget, film Kapur Ade diapresiasi oleh juri2 panel internasionalnya, ada 3 juri di kompetisi ini yaitu Masoud Soheili (pembuat film independen Iran yang sering menang festival), James Lee (pendiri Doghouse 73 dan salah satu pelopor pembuat film pendek independen di Malaysia di masa sekarang), dan Eiji Shimada (sutradara film pendek asal Jepang yang film pendeknya juga sering menang di beberapa festival internasional). Wahh.. diapresiasi oleh juri-juri yang berpengalaman juga dalam perfilman pendek. Seneng banget hehehe...

Kalau denger penjelasan mereka kenapa memilih pun juga sangat senang, beberapa pesan mereka dapatkan dari film sederhana ini. Hihihi kenapa ya, kalo denger komentar orang tentang film yang sudah dibuat itu rasanya senang-senang deg-degan. :D “Kekuatan utama Kapur Ade terletak pada kemampuan pembuatnya dalam menyampaikan narasi yang mampu menceritakan tentang wajah dan semangat Indonesia kepada penonton asing, dengan karakterisasi yang unik sekaligus imajinasi tinggi,” ini kata Masoud Soheili ketika mewakili ketiga juri saat menjelaskan alasan kemenangan film Kapur Ade.