Rabu, 31 Desember 2014

Catatan akhir 2014

Sebelum kantuk menjelang dan sebelum hari berganti mendadak pengin menuliskan catatan tahun 2014 ini. Salah satu tahun yg bersejarah, namun tidak selamanya bagus.

Awal tahun saya masih menikmati masa2 gagap jadi ibu baru, masih santai bersama si Aga di masa cuti, lalu selanjutnya jungkir balik bagaimana mensinkronisasikan waktu kerja, fokus pikiran, ditempa psikis dan fisik, mencari ART yg pas hingga harus mengalami mengurus ART yg meninggal saat bertugas menjaga Aga. 

Harusnya tahun ini jadi tahun yang bahagia, karena ada peristiwa besar, namun sayang tahun ini saya batal mendapat adik ipar baru. Sangat-sangat membuat keluarga besar terpukul dan bersedih.. :(

Tapi hidup harusnya tetap berjalan, karier saya lumayan terombang-ambing, perusahaan tempat saya bekerja juga sedang krisis sampai pada akhirnya saya lepas dari pekerjaan membuat buku. Saya mendadak dipindah tugaskan menjadi bagian dari divisi promosi, sungguh pekerjaan yang tidak mudah dan melelahkan. Senang, tp sungguh bikin jungkir balik. :|

Dan gong dari tahun 2014, berpulangnya Ibu. Saya sangat terpukul dan bersedih sekali, tak hanya saya, tapi juga adikku dan bapak. Hati kecil saya masih menyalahkan diri sendiri karena terlalu abai pada keadaan ibu.. :(

Bagian membahagiakan dari 2014 pun ada, tumbuh kembang Aga menjadi pelipur lara dari duka yg datang berturut-turut. Tak terasa sudah setahun umurnya, melecut saya untuk lebih baik lagi, lebih lebih bekerja keras lagi untuk masa depannya kelak.

Amin, semoga 2015 kebahagiaan bermunculan, dan bisa menjadi ibu dan istri yang lebih baik lagi. 

Jalan tak selamanya mulus.. :)

Selasa, 23 Desember 2014

Selamat 14 bulan nak!

Seharusnya postingan ini ditulis 2 bulan yang lalu, persis pada saat si bocah berusia satu tahun. Tapi saya terlambat untuk posting dan baru sempat setelah dia berusia setahun 2 bulan.

Gak terasa ya... Tuhan maha pencipta sekali, perasaan baru setahun yang lalu saya berjuang melahirkan Jagat Labuh Khalifa, hampir 24 jam saya menunggu pembukaan hingga akhirnya Jagat pun lahir. Sungguh momen yang menguras tenaga, tangis, menyisakan trauma, tapi toh akhirnya yang tersisa ialah kebahagiaan dan ucapan syukur padaNya.

Dulu sosoknya begitu kecil, mungil, kuning (kebetulan sakit kuning), seakan rapuh, sumber stress dikala itu, saya seketika gagap menjadi Ibu. 

Saya dulu marah dengan kehadiran bocah ini, merenggut kehidupan pribadi saya, memporakporandakan ego, menyisakan lelah sangat. Tapi... Kini saya menikmatinya, melihat dia sembuh, melihat dia tersenyum, tengkurap pertamanya yg malas, duduk pertamanya yang mantap, rangkak pertamanya yang sangat terlambat, hingga dia mulai tertawa, terkekeh, meniru sekitar, lahap makan, pipi tembem, tepuk tangan dan langkah pertama yang sangat dinanti-nanti. Tuhan maha besar. Proses menjadi besar seketika membuat saya merasa kecil, membuat saya sadar menjadi tua...

Selamat 14 bulan nak, sehat selalu, semakin mantap langkah kaki kecilmu, Bubun menanti larimu dan celoteh kecilmu.. :)

Jagat, usia 0-1 bulan

Jagat usia 4 bulan

mulai suka dorong2 kursi usia 11 bulan

Jagat 1 tahun, blangkonnya jaman dia umur 5 bulan udah gak muat :D

usia 14 bulan, belum bisa jalan masih selangkah-2 langkah, belum pede.
tapi kalo udah ketemu sepeda, gayanya selangit! :))

Senin, 22 Desember 2014

Review Booster ASI: daun Bangun-bangun dan Fenugreek

Selamat hari Ibu! Tahun ini cuma bisa mengucapkan selamat hari ibu ke bukmer (ibu mertua), tp gak papa saya juga mengucapkan selamat hari ibu ke diri saya sendiri hihihi :D

Mungkin sekarang bocah kecil di rumah belum bisa mengucap selamat, wong nyebut ibu, bubun, mama aja blum bisa hehehe.... tapi saya yakin akan tiba saatnya saya akan diberi ucapan selamat oleh si bocah. Saat itu tiba, gimana rasanya ya?? Hihihi :D

Momen hari ibu ini saya mau sharing buat para ibu baru yg kebetulan mampir di blog ini. Iya saya memasuki tahap galau tentang stok asi. Sadar sih...bocah udah gede, udah makan macem-macem udah pinter minum air putih juga pastinya lama-lama si bocah jadi jarang menyusu, stok berkurang. Saya berusaha berpikir positif tapi gak pengin menyapih Aga terlalu dini, belum saatnya. Niatan saya penginnya 2 tahun! Karena niatan itu jadinya saya jajal macem2 booster asi, kira-kira efeknya gimana sih?? 

Selama ini booster asi saya adalah pikiran positif, dibawa hepi, makan enak, dan rajin belanja.. :))) (booster macem mana ini??) ya disamping saya juga konsumsi air rebusan kacang hijau, sayur bening/bobor daun katuk, sampe jus pare! 

Tapi disaat krisis asi gini saya juga tergoda buat nyoba booster yg lain, salah satunya ialah sayur daun Bangun-bangun  dan seduhan rempah teh asi. 

Daun bangun-bangun saya juga baru dengar, ini gara2 direkomendasikan sama teman kantor saya yg baru jadi mama juga dan lagi semangat menyusui serta mencari booster asi. Daun bangun-bangun ini biasanya dijumpai di masakan Batak, daunnya juga gak umum dijumpai di jawa apalagi jakarta ini... Karena yg biasanya menggunakan orang Batak, jd mencari yg jual daun ini juga harus ke toko yg jual bumbu2 masakan batak. Saya diberi teman kantor saya. Sekalian dia beli untuk dimakan sendiri dia juga memberi saya daun yang berharga ini. Langsung deh saya gugling resep Sayur Bangun-bangun.

Sebelum memasak, sok gegayaan saya pengin tahu rasa aseli daun ini. Daun bangun-bangun besar, tebal dan berbulu. Sekilas seperti daun pokpohan tapi lebih tebal dan lebih berbulu. Saya petik daunnya saja lalu saya coba kukus, lalu saya nikmati dengan sambal terasi. Ternyata langunya alamaaak sangat tajam! Lebih langu dari kemangi. Kalo kemangi terkesan wangi, daun ini langu dan getir. Apakah pahit? Sedikit, kalo dibandingkan dengan pare masih kalah lah pahitnya daun ini. Ternyata untuk memakan daun ini kudu benar2 diolah. Oke deh saya coba masak mengikuti resep yang saya temukan di website femina.


Sayur Bangun-bangun
Untuk 6 porsi

Bahan:
  • 400 g daun bangun-bangun
  • 1 sdm andaliman, haluskan (saya tidak pakai)
  • 500 g daging ayam kampung, potong-potong (saya pakai ayam biasa)
  • 1 l santan encer, dari 1 butir kelapa parut
  • 1 l santan sedang, dari 1 butir kelapa parut 
  • 1 sdt garam
  • 2 sdm air jeruk nipis 
Bumbu, haluskan: 
  • 12 butir bawang merah
  • 6 butir kemiri (disangrai dulu)
  • 5 siung  bawang putih
  • 2 cm kunyit (dibakar dan parut)
  • 1 sdm ketumbar (disangrai dulu)
  • 1 sdt merica putih bubuk
Cara Membuat:
  1. Tumbuk daun bangun-bangun, peras airnya supaya aroma langunya hilang. Sisihkan.
  2. Masak ayam bersama santan encer dan bumbu halus di atas api sedang hingga ayam berubah warna.
  3. Tuang santan kental, masak sambil diaduk hingga mendidih dan ayam matang. Masukkan daun bangun-bangun dan garam, masak sambil diaduk hingga daun empuk. Angkat.
  4. Tambahkan air jeruk nipis, aduk rata. Sajikan.
Catatan:

  1. Kunci menghilangkan langu dan getir daun ini ada pada metode menumbuk daun dan memeras airnya terlebih dahulu. Setelah diolah sedemikian rupa dan dimasak dengan bumbu rasa langu dan getirnya hilang. Malah nikmat! 
  2. Saya tidak pake Andaliman, bumbu ini juga belinya harus khusus di toko bumbu batak, tapi setelah gugling2 rasa andaliman ini hampir mirip seperti merica, jadi saya banyakin merica saja sebagai pengganti (sotoy deh saya) hahahaha :)))
  3. Sempat ragu dengan penambahan air jeruk nipis, apa jadinya rasa sayur ini? tapi setelah saya tambahkan memang pas jika ada rasa jeruk nipisnya walau samar :D
sayur daun bangun-bangun

Jadi-jadi gimana hasilnya setelah mengonsumsi sayur Bangun-bangun ini? alhamdulillah kuantitas asi bertambah walau gak terlalu signifikan, :D mungkin akan lebih manjur lagi jika dikonsumsi pada saat masa awal2 menyusui, biar asi jadi banyak dan makin melimpah! :)

Birds & Bees Teas, ramuan yang mengandung fenugreek dan alfalfa

Selain sayur daun bangun-bangun, saya juga mencoba ramuan rempah ini, Birds & Bees Teas. Disebut teh tapi tidak mengandung daun teh, jadi bebas kafein, ramuan ini berisi Nettle Leaf, Alfalfa Leaf, Marshmallow Root, Fennel Seed, Fenugreek Seed, dan Astragalus Root. Wuih fungsinya apa2 saja tuh isinya? yang saya tahu cuma yang fenugreek seed, ini juga bahan booster asi. biasanya ada di makanan sapi perah. untuk membaca khasiat dari kandungan ramuan teh ini bisa dibaca di sini

Saya beli teh ini secara online di asibayi.com, penasaran sama rasanya dan juga tertarik karena kemasan kalengnya lucuuu :)) saya sudah coba seduh teh ini, aromanya harum–harum khas rempah, saya lebih suka mengonsumsi tawar tanpa ditambahkan gula ataupun madu. Lebih suka mengonsumsi teh ini di malam hari, karena memberi kesan rileks dan bikin saya mudah terlelap. 

Hasil dari minum seduhan ramuan ini gimana? Saya merasa rileks, capek2 jadi hilang, kuantitas asi bertambah. 

Jadi kesimpulan setelah saya mencoba macem2 booster ini makin menguatkan saya kl booster itu yang paling utama adalah pikiran, kalo bahagia, tenang, positif, semangat, rileks dan pastilah akan menambah produksi asi. Booster itu cuma bahan yg membantu kita mencapai rasa dan hal2 positif itu. Makan sayur bangun-bangun, katuk, jus pare, air rebusan kacang hijau, membuat ibu kenyang, tercukupi asupan serat, jadi anti sembelit, bikin hepi, nutrisi asi juga terjamin. Minum tes booster bikin rileks, yang capek jadi pulih, pikiran jadi positif kembali. 

Gitu kira-kira kesimpulan saya, masuk akal nggak? :D hehehe
Silahkan monggo bisa dicoba booster asi yang sudah saya jajal, tetap semangat menyusui untuk para ibu-ibu baru ya! Selamat Hari Ibu semuanya! :)

Kamis, 09 Oktober 2014

Istirahat ya Bu, aku akan selalu merindukanmu...

Saya ndak pernah berpikir Ibu akan pergi secepat ini. Saya tahu Ibu sakit, kurang lebih 2 tahun ini mendadak menjadi pikun, demensia. Awal saya tahu ibu begini, terus terang saya gak terima dengan kondisi Ibu, tapi... Semakin menurun kemampuan daya ingatnya membuat saya harus sedikit demi sedikit berdamai dengan keadaan. Ibu gak akan bisa sembuh, ibu harus dirawat, kini saatnya anak2nya dan keluargalah yg merawat...

Saya tahu saya ndak merawat Ibu dengan maksimal, saya punya bocah kecil yang butuh dirawat juga, saya seorang ibu baru yang masih gagap dalam merawat anak dan rumah tangga kecil ini. Seminggu saya abai terhadap ibu, sebulan hingga saya menyesal 2 tahun terakhir ini adalah waktu yg singkat. Sangat singkat hingga akhirnya Ibu gak ada selamanya..

Ibu, inginku ibu bisa sembuh dan ikut main sama si kecil Jagat, tapi ibu hanya sesekali menggenfong Jagat saat masih usia 3 bulan dulu. Setelahnya ibu lebih banyak bermain, memandang dan tertawa bersama Jagat dalam pengulangan kata dan ingatan ibu yang sepatah-sepatah. Tapi ibu masih tersenyum bahagia, saat saya datang membawa cucu Ibu tersayang. Hingga akhirnya Ibu ndak mau melihat saya dan Jagat pamit, mulai melupakanku dan mulai acuh. 

Saya minta maaf bu, saya gagal jadi anak yang baik dan sabar pada Ibu, saya pernah menyimpan amarah karena mendadak kondisi Ibu berubah 180 derajat dari sosok Ibu yg selama ini selalu membuatkanku sekotak bekal. Ibu yang selalu tersenyum, dan merawat rumah dan keluarga di Cinere. 
Saya sempat marah karena Ibu tidak mengajarkan saya bagaimana jadi seorang Ibu yang baik. Saya belajar sendiri, tanya kesana kemari bagaimana untuk jadi ibu yang baik untuk Jagat.

Tapi untuk apa saya marah jika ternyata waktunya memang singkat? Di waktu yg terbatas ini harusnya saya tidak menghabiskannya dengan amarah dsn kecewa. Harusnya saya lebih menyanyanginya, merawatnya... 

Saya kangen ibu... Kangen banget sama Ibu, saya minta maaf sama Ibu, maaf kalau saya tidak berada di sisimu saat ibu menghembuskan nafas terakhir... Maafkan aku bu...