Senin, 27 Desember 2010

Menjelang Cuti

Gundah muncul tiba-tiba, diluar kuasa, diluar keinginan.. menyeruak dengan semena-mena, membekukan keriangan menjadi hampa

Memperkuat semesta maha kuat dan dahsyat dan saya cuma mahluk kecil di hadapNya

Hyang Jagat...paringono saya kekuatan...

Gusti... bukakan saya jalan ikhlas...


Gundah mendadak muncul menjelang saya akan mengambil cuti untuk liburan.

Jika sudah begini yang muncul malah pesimis

Dalam pikiran mendadak terpikir, bagaimana liburan yang akan saya jalankan nanti ya?

Lancarkah saya sampe tempat tujuan?

Di sana saya bakalan gimana ya? ngapain ya?


Lalu jika mau pindah tempat liburan ke kota lainnya enaknya gimana ya? Naik apa ya?

Njujuk dirumah siapa ya?


Keraguankeraguan ini muncul cuma karena gundah

Karena masa depan (masa di saat itu belum dilewati) masih ngambang, masih mengira2


Padahal saya selalu menyadarkan diri saya untuk let it flow..

Terlalu banyak berencana hasilnya malah cuma akan kecewa

Just nikmati…

Let it flow…


Saya butuh ini

butuh pergi

ke sebuah tempat, meletakkan sejenak beban, mencari tempat untuk lebih menghargai hidup saya


pulang…


kalo istilah saya begitu....


Entahlah... mungkin aslinya sih ini 'melarikan diri sementara'

ironis

Kamis, 23 Desember 2010

Anomali Cafe 18/12/2010

Pagi itu kita sepakat berkencan

menyicipi Blackforrest Latte


segigit kentang goreng teman canda..


sambil menyesap Toraja Kalosi hitam

mengagumi sosok pria misterius pagi hari dengan segelas kopi hitamnya (tentusaja)

....juga senyum manismu...

Tak lupa gambarkupun diabadikan olehmu kala kencan bertiga kita...

Ah hape baru emang menyengnagkan ya... hihihi. Jadi poto sana poto sini. Gak mau dirundung sedih karena hape hilang beberapa waktu yang lalu, lalu segera mencari pengganti Xperia X8, iya pilihan jatuh pada Android tanggung ini. Saya sih ndak peduli OSnya mau terbaru atau lama yang pasti harus Sony Ericsson karena saya suka hasil jepretan kameranya. apalagi ditambah aplikasi Vignette yang saya dapat dari market android. ahhh saya semakin tak butuh lomo dan DSLR. Walau cuma kamera hape pun saya suka hasilnya! :D

Selasa, 21 Desember 2010

Semacam irama racauan

Saya: Serba berlebih, lalu tumbuh besar dan akhirnya meluber dengan sia-sia yah.. yang tumpah dan kau injak itulah cintaku.

Pria: Tapi kalau tidak cintamu dimana lagi aku bisa berpijak?

Saya: Basah, lengket, amis? Ah maaf sepertinya luberannya tercampur dengan luka di dadaku.

Pria: Bukannya itu tempat tulang igaku bersarang? yang kau bawa selama ini, dan sekarang saatnya kembali?

Saya: Tunggu! kita bisa bicara, kita sama2 wanita, saya bisa paham perasaanmu. Mari kita bicarakan dengan hati.


Ah cuma sekedar racauan saya di lapak perkicau dan tiba2 disamber oleh seorang pria, dia membalas kata2 saya dan saya membalikkannya dan terdiam saat tiba2 kisahnya bercerita tentang perdebatan antar wanita. atau kisah cinta antar wanita? (entahlah)

Kisah apapun itu bisa berubah dengan cepat, mau kisah sinetron, film, maupun kisah dalam hidup. Tiba-tiba zlabb! berubah! seperti juga hati manusia mudah berubah, sedetik lalu bilang A lalu sedetik kemudian bisa jadi B ataupun C. Wajar jika terjadi salah persepsi, salah tangkap, salah tafsir.

Okey, kira2 saat saya sedang menuliskan ini apa yang sedang saya pikirkan? saat saya membuat prosa pendek di lapak perkicau itu apa yang saya pikirkan? apa yang Anda pikirkan tentang yang saya pikirkan? mumet kan? :)) lalu Anda pun menjadi berpersepsi, menghubung-hubungkan sesuatu dan akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan dan tadaaa!!! maksudnya begini, begitu, ini itu... :)) Dan saya pun cuma bisa tertawa terbahak jika itu terjadi :D

Dan jikapun tidak ditanya apapun saya juga tidak akan menjelaskan apapun :D karena memang tidak ada yang perlu dijelaskan kan? itu cuma ada dalam pikiran Anda kok bukan yang ada dalam pikiran Saya. So... silahkan bermain-main dengan imajimu... itu hakmu kok :)

Jumat, 17 Desember 2010

Puisi Sepi

Kesunyian antara padang ilalang dan pasir tepian

Alas rimba di dadaku Tak mengizinkan seorang pun untuk hidup

Air sungai mengalir dalam mata Matahari..

Keselarasan jiwa dan akal menganak tirikan Matahari atas kepalaku

Tangguhnya harapan menghempas di punggung bumi keras

Menyadari kesepian adalah bagian

Dan cinta sama rata cermincermin yang pecah

Kesepian menjauhkan diri dari kebenaran

Nafasnafas kedengkian berhembus satu persatu

Memikul rindu yang antah berantah adalah ketidakberdayaan diriku menerima segala

Pada akhirnya, aku lupa bagaimana

Meminta hati sendiri untuk bicara

Mengunci ruang rapatrapat

Kedap suara kedap nurani

Mengenaskan!

By Ibenk Sablenk-


Ibenk memberi puisi ini tepat pagi hari ini.. puisi ini muncul setelah membaca postingan saya yang berjudul “Sepi”.

Saya merasa senang, tersanjung, meluap-luap bahagia. Tulisan saya yang murung dan terlalu emosional itu bisa mengispirasi orang untuk membuat karya, Ah.. saya memang pengagummu Benk, selalu setiap kata yang muncul darimu bikin saya terdiam, tercekat, karena mengagumi setiap katanya. Indah, pedih, menusuk, dalam, rumit, ada labirin didalamnya namun melegakan. Hahaha mungkin kata2 saya berlebihan… tapi itulah yang saya rasakan.

Sekarang saya tanya padamu Benk, saya atau kamu yang layak di sebut ‘pengagum rahasia’? mungkin saya, mungkin kamu, mungkin kita memang selalu saling kagum… :)

Kamis, 16 Desember 2010

Kejarlah bis kau kutangkap!

Bangun pagi ini agak terlambat 10 menit, mata masih ngantuk bukan main. Masih ingin rebahan di kasur yang nyaman dan empuk, malas bangun dan beranjak mandi. Ah biasa… sindrom hari Kamis. Selalu terpikir duhhh kenapa bukan hari Jumat sih?

Hari ini jadwal nge gym, jadi bawa 2 tas.. berisi baju, sepatu, peralatan mandi, dan taklupa bekal makanan. Saya segera naik bis dan duduk di bangku depan di samping pak supir yang sedang bekerja mengendali bis supaya baik jalannya hehehe… :D

Dalam perjalanan lagi gak mood mainan hape baru saya, selain batere tiris, mata juga rasanya manja minta merem. Alhasil saya tertidur dengan nyenyaknya. Sampai tiba-tiba penumpang di bangku sebelah saya membangunkan saya. Ternyata sudah sampai, metromini yang saya tumpangi telah menepi dan menurunkan penumpang di depan terminal, dekat kantor travel Xtrans blok m.

Kaget, baru bangun, masih ngantuk dan buru-buru lah saya turun bis.. Saya pun segera menuju loket busway yang terletak di bawah terminal blok m. Baru berapa langkah saya baru sadar, TAS SAYA SATU LAGI MANA?! Balik badan, lihat tempat tadi saya turun, metromini sudah lenyap tak berbekas. Saya baru ingat tas yang isinya baju senam, handuk, sabun, shampoo, celana dalam dan bra itu saya letakkan di dasbor depan metro. Astagahhhh…..

Langsung gak pikir panjang saya langsung lari, nurunin tangga dan menaiki lagi, berusaha mencegat bis itu di jalur 6. Jalur tempat bis tersebut akan masuk kembali untuk menaikkan penumpang. Sampai di jalur 6 saya langsung panik, bis yang mana??! Sementara ada macam-macam metromini bernomor 610 di sana.

Keringat bercucuran, mekap luntur, napas satu-dua, sementara saya masih menggendong ransel berisi bekal dan keperluan kantor. Dan KETEMU!!! Di antara metromini itu akhirnya saya menemukan metro yang tadi saya naiki, supirnya pun juga langsung memanggil saya. Saya segera naik dan mengambil tas saya yang tertinggal dan tak lupa mengucapkan terima kasih pada pak supir yang baik hati itu. Ah semoga bapak diberi banyak rezeki saat bertugas ya pak!

Dengan hati riang, saya membawa tas tersebut dan kembali menuju loket busway dan bersiap mengantri busway yang telah mengular naga panjangnya…

Oh…Okey… olah raga selanjutnya ialah dorong-dorongan dan sikut-sikutan… *tepok jidad*


Moral cerita hari ini ialah… pastikan anda benar-benar bangun saat naik kendaraan umum. Masih untung bisnya bisa dikejar dan dilacak, kalo enggak? Ah pasti supirnya senang mengoleksi bra dan celana dalam saya… :p