Jumat, 29 Mei 2009

Okonomiyaki, Tanuki Udon dan Seafood Ramen





Kin No Taki Plaza Semanggi, nuansa interior restoran jepangnya berasa sekali.
favorit saya duduk di kursi yang lesehan ini.


ini Tanuki Udon yang saya pesan, mie-nya besar2 sakali dan bikin kenyang.


Seafood Ramen dangan potongan telur ayam (heran sejak kapan telur ayam masuk seafood ya?)

okonomiyaki ayam. saya suka banget yang ini, lezzat!


yak, ini postingan saya ke dua dari Kin No Taki hehehe kali ini saya bawa kamera :D.
kalo lupa postingan saya yang pertama yang ini nih...
setelah sempat posting film Udon yang bikin saya jadi ngiler2 ingin makan... dan akhirnya dapat di jumpai juga di Kin No Taki. dan mencobalah saya gimana sih rasanya udon?

rasanya kaldunya nikmat banget, mi-nya besar2 lebih besar dari yang dalam bayangan saya, dan kenyal.. saya mencoba yang namanya Tanuki Udon, menu paling sederhana dari Udon. yang terdiri dari udon, dan kuah serta daun (yang saya gak tahu namanya), sempat berpikir kok bukan potongan daun bawang segar ya? udah simpel itu saja isinya. ada menu yang di campurkan telur mentah, tapi saya tidak terlalu suka rasanya. komentar saya buat Tanuki Udon,

  • saran belilah lauk pendampingnya, gorengan tempura, atau satay atau apa, karena udon ini polosan gak ada lauknya.
  • porsinya besar, dan mengenyangkan.
  • kalo dimakan dingin rasanya jadi eneg, lebih nikmat selagi panas.
  • boleh juga di campur dengan saus sambal atau bubuk cabe, karena udonnya tidak pedas.

selain udon saya juga memesan Okonomiyaki Chicken, semacam dadar telur/martabak/omelete ala jepang. terbuat dari telur yang di campur dengan tepung, dan irisan kol, di beri bumbu juga potongan ayam, lalu di goreng di atas teppan (wajan datar). setelah jadi di sajikan dengan sausnya yang unik yang rasanya manis dan sedikit pedas dengan sifat kental, taburan katsuobushi (abon/serutan ikan cakalang), dan saus mayonaise.

okonomiyaki artinya suka-suka. jadi topping bisa di ganti selain ayam udang, cumi, daging sapi dll. suka2 yang bikin lah. dan metode pembuatannya juga ada 2 macam, ada yang ala panekuk (irisan kol hanya diletakkan di atas adonan yang dibulatkan) ada juga versi fuyunghai (irisan kol langsung dicampur dalam adonan)

rasanya nikmat banget... enak! tapi sayang okonomiyaki di Kin No Taki tidak di perlihatkan masaknya kepada customer, gak kayak restoran jepang yang teppannya ada di depan meja konsumen. padahal saya penasaran loh ingin membuatnya sendiri. oh iya kalau bisa request okonomiyakinya di beri saus mayones sedikit saja karena rasa saur okonomiyaki sendiri itu sudah lezat dan nikmat. :D

ibenk mencicipi mie ramen, dia membeli Seafood Ramen. mi ramen ukuran diameter mienya lebih kecil dari mi yang biasa kita makan, teksturnya halus namun tidak seperti bihun. dengan kuah kaldu dan topping yang bermacam2. kalo yang dipilih seafood ramen ya isinya udang, cumi, kepiting dan lain2.

akhirnya saya dan ibenk menyudahi acara makan2 saya dengan segelas oolong cha dingin dan kekenyangan. hem... saya masih penasaran dengan rasa udon di Shinmen, sebuah resto jepang juga yang menyediakan mi jepang. kalo di jakarta ada di jalan Wijaya II. ah kapan2 saya ke sana ah... mau coba rasa mi jepang yang lain :D


Rabu, 06 Mei 2009

Review Film UDON

cover dvd udon memang bergambar kartun, tapi isinya bukan film kartun kok :p


mi udon, mie jepang yang besar2 dengan tekstur kenyal, biasanya di sajikan dengan kuah kaldu ikan dan soyu mirin serta taburan potongan daun bawang segar.


cuplikan film udon, seluruh pemandangan desa sanuki indah banget...


Saat hari sabtu saya, melakukan ritual saya nonton film. Dan film yang saya tonton jatuh pada sebuah film jepang berjudul UDON (2006) dengan durasi 2 jam. Film yang dari judulnya saja dah bikin saya jadi ngeces2 kelaparan…

Saya bertanya2 apakah film ini bakal seperti Bambino? *yang pernah saya bahas sebelumnya* ternyata bukan..

film udon berkisah tentang seorang pria jepang Kousuke anak dari seorang pembuat udon yang pulang merantau dari New York. Di New York dia berjuang untuk menjadi seorang comedian, tetapi nasibnya memang gak terlalu baik hingga akhirnya dia pulang ke jepang. Sesampainya di jepang tepatnya di desa Sanuki dia tetap bersikeras tidak akan membantu ayahnya melanjutkan usaha udon. Dan kousuke pun bekerja di sebuah majalah lokal yang membahas tentang banyak hal termasuk makanan. Namun majalah itu terancam bangkrut karena kurang banyak peminatnya. Kousuke mencari cara buat menaikkan minat pembaca. Dan akhirnya dia mengangkat Udon, makanan khas dan istimewa dari Sanuki. Caranya menyajikan berita pun hanya berupa artikel review, tanpa adanya gambar dan pembaca ditantang untuk menemukan berada di mana udon tersebut di jual.

Yup! Sanuki merupakan kota penghasil udon terbanyak, semua home industry, kadang restoran mereka ialah dapur mereka.

Seketika udon menjadi booming dan mewabah di seluruh penjuru jepang, banyak yang datang untuk mencicipi udon di kota itu. Dan tak lupa penjualan majalah kousuke pun meningkat. Namun cerita gak berakhir di situ banyak masalah2 terjadi setelah udon menjadi trend. Dan di film ini di ceritakan dengan detail semuanya..

Tips nonton film ini jangan dalam keadaan lapar karena akan semakin lapar dan semakin ingin mencicipi udon *saya aja sampe ngiler2 melihatnya*. Dan bahkan tercengang dengan berbagai macam variasi udon yang di tampilkan. Udon , mie jepang berukuran besar yang di sajikan dengan kuah kaldu ikan dan soyu mirin (kecap jepang) dan di tambah dengan taburan potongan daun bawang segar . Di beberapa toko malah ada yang mempersilahkan konsumennya mengambil daun bawang di kebun mereka dan memotongnya langsung untuk di nikmati. Kadang di tambahkan pula telur mentah pada saat penyajian, dan di makan segera.

Saya benar2 terkagum2 dengan kepiawaian katsuyuki motohiro *sang sutradara* merekam semua detail di film udon itu. Sunggu berasa saya berada di sanuki dan menikmati perjalanan dari restoran ke restoran di sanuki, dengan semua keunikan yang mereka miliki.

Tapi cerita dalam film ini bukan hanya tentang udon saja, drama komedi yang di tampilkan juga menarik untuk di simak dengan garis cerita hubungan bapak dan anak yang tak pernah akur hingga akhirnya segalanya berubah..

Segera cari dvd atau donlot filmnya deh.. menarik buat di tonton kok :D

*gambar kuambil dari hasil googling*

Senin, 04 Mei 2009

anakmas itu masih ada lho...


bungkusnya gw scan bolak-balik, ada rasa keju juga lho...


ini foto dari roby temen plurk di banyuwangi yang menemukan adanya anakmas juga


saya terus terang gandrung sama jajanan ini, anakmas... wuih jajanan terenak jaman kecil saya...
dulu bungkusnya merah dan emas, rasa keju atau ayam bawang sama aja warna bungkusnya, di pojok bungkus ada gambar kartun kepala anak cewek dan cowo. terakhir kali maka
n anakmas jaman pas smp/sma pas saya masih berada di jakarta.


ini anak mas bungkus yang jadul sempat berganti 2 kali sepertinya


setelah saya kuliah di surabaya sekitar 7 tahun yang lalu saya sudah tidak menjumpai lagi jajanan ini di surabaya. saya pikir sudah hilang dan gak di produksi lagi. kalo saya kangen dengan makanan ini, saya cuma bisa makan abc mie remez.

yak betul konsep makanan anakmas itu persis seperti abc mi remez. mi seperti indomie berukuran kecil dan bumbu yang isisnya kebanyakan msg di bungkus terpisah..

tapi anakmas yang saya temui, yang modern ini sudah berbeda konsep. dari segi kemasan yang sudah lebih modern dan mengikuti perkembangan jaman, warna sekarang lebih colorfull, dan ada gambar kartun ala manga-nya. dan isinya sudah tidak seperti dulu lagi, isi sudah seperti krip-krip atau mamie (nah loh apa lagi tuh krip-krip dan mamie) iya isinya sudah remuk dan sudah si bumbui, jadi kita tinggal memakannya saja.

untuk harga anakmas yang ternyata di produksi oleh PT indofood ini cuma 500 perak sajah. saya menemukannya di sebuah warung di daerah fatmawati. pernah saya coba ngubek di swalayan, sama sekali tidak ada... hehehehe....

dan tiba2 saya teringat makan2 saya yang lain, seperti krip-krip cemilan mi juga yang di bungkus dengan plastik merah putih sederhana, ada juga mamie yang mi-nya berwarna cokelat dan sudah berbumbu, saya juga kangem permen Yosan Gum, permen yang sampai sepanjang saya membeli huruf N yang disayembarakan gak pernah ketemu. :D permen yang warna pink stroberi yang betuknya kayak tablet juga saya gak pernah lihat lagi.

tapi kalo macam wafer superman, choki-choki dan long2 jeli saya masih bisa menjumpainya bahkan di supermaket. coklat ayam jago pun saya pernah lihat di beberapa warung dekat rumah saya... wah bener2 rindu makanan jadul.....

hayo kalian rindu makanan jadul apa? pernah menemukannya gak di jaman sekarang?