Senin, 26 Juli 2010

Serigala atau Keledai?

Seperti biasa pikiran saya selalu mengembara kemana-mana, kali ini berhenti pada pertanyaan: “kok rasanya lebih menyenangkan ya bila ‘tanpa ikatan’?”

Ah ternyata… mulai lagi pemikiran saya balik lagi kesini. Sungguh saya rindu rasanya jadi petualang cinta (halah kayak pernah aja hahaha), saya rindu dekat dengan laki2 tanpa ikatan apapun, saya rindu bisa jalan dengan siapa saja, nonton, jalan, ngobrol dan telpon berjam-jam dengan siapa pun kan kapan pun.Saya rindu dengan debaran2 itu, rasa penasaran saat bertemu orang baru atau apalah..

Seorang kawan mengingatkan jika itu adalah keiinginan sesaat, biarin aja lah nanti juga hilang dengan sendirinya. Hem mungkin… tapi apa gak lebih ke rasa bosan ya? Bosan dengan pasangan sendiri, bosan dengan hubungan yang dijalani (walau belum juga ada setahun). Saya merasa rasa geregetnya hilang, sudah tidak berapi2 seperti dulu. Lalu lantas saya berpikir bagaimana jika nantinya saya terikat sama partner saya sekarang seumur hidup? Seperti apakah rasanya??

Saya tahu… saat akhirnya memutuskan berpartner seumur hidup itu pasti akan datang, panggilan hati itu akan datang maka nikmatilah 'sekarang' ini sepuasnya. Tapi apakah itu akan menyelesaikan masalah? Apakah setelah saya melakukan yang ingin saya lakukan berarti keiinginan sesaat itu akan hilang dengan sendirinya? Tidak akan terulang lagi? Siapa yang bisa menjamin? Kalo sayanya sendiri gak yakin?

Okey.. saya pernah bermain api dalam kehidupan cinta masa lalu saya, ya dipicu oleh rasa bosan, jenuh. Saya butuh selingan, maka main api lah saya. Saya senang? Ya jelas, saya mendapatkan rasa yang saya cari itu. Apakah aman? Haha inilah dia repotnya jika partner resmi saya ialah orang yang sangat perasa dan sensitive. Maka kebakaranlah saya dan hancurlah hubungan saya, bahkan saya malah pernah dalam posisi memilih salah satu dari 2 pria.

Kapok, tidak mau mengulangi lagi. Ya mungkin itu cuma abang2 lambe, cuma merah lipstik yang jika sudah hilang akan dioleskan lagi di bibir. Saya masih kangen rasanya dan saya ulangi lagi. Keledai ya saya… :p Jika berhasil mengelabuhi partner resmi saya akan menjadi pongah, sepongah serigala dengan kecerdikannya. Jika saya gagal maka saya akan hancur dan bodoh, sebodoh keledai.

Kini rasa itu muncul lagi, rupanya kebosanan dalam stagnansi hubungan mulai menyergap. Akan kah saya menjadi serigala atau saya akan berubah wujud menjadi keledai kembali?

Adakah yang punya saran? Bagaimana membuat hubungan kembali menjadi bergairah? Bagaimana biar gak bosan lagi?

Yah sepertinya saya mendadak menjadi bodoh bagaimana caranya membina sebuah hubungan.

Kamis, 22 Juli 2010

Warung Bebek Goreng Gemes

tidak sulit mencari warungnya,
di depan warungnya ada spanduk besar Bebek Gemes

Sabtu lalu saya mengunjungi warung bebek Gemes, warung yang menjual bebek goreng khas Surabaya bikinan salah satu teman blogger: merahitam. Dah lama rasanya saya ndak makan bebek goreng, dan akhirnya terpuaskanlah saya makan bebek goreng khas surabaya. Pengalaman saya sih jarang nemu bebek goreng yang enak dan empuk seperti bebeknya merahitam ini (biasanya bebek yang dijual di kaki lima jakarta alot dan kecil).


es sinom (es kunyit asam) salah satu minuman andalan Bebek Gemes

ini paket 15.000 rupiah (tidak termasuk tempe goreng)

Menu yang dijual merahitam sederhana saja, ada bebek goreng, ayam goreng, tahu, tempe, nasi dan lalapan beserta sambal dari sambal mangga sampe sambal terasi juga sayuran pelengkap ada oseng-oseng genjer atau oseng-oseng daun pepaya. sambalnya juga bisa minta sambal pete (pesen dulu tapinya hehe).

Malah baru-baru ini merahitam membuat menu baru yaitu bebek goreng kremes dan ayam goreng kremes. Yang khas dari bebek goreng gemes ialah ada bumbu kuning sebagai siraman nasinya, iya bumbu kuning ini biasanya ada di masakan bebek goreng khas surabaya. bumbu kuningnya itu yang bikin rasanya enak (menurutku sih).

Harganya berapa? murah saja, di klik deh coba daftar harga yang saya foto itu hehe...
kalo masih kurang kelihatan menu yang saya pesan (yang seperti dalam foto) itu menu paket seharga 15 rebu (sudah termasuk nasi loh ya) tapi belum termasuk tempenya. tempenya dihargai 1500 dapet 2 potong. sambalnya pun saya diberi 2 macam, yaitu sambal mangga dan sambal terasi. saya sih lebih cocok makan bebek gorengnya dengan sambal terasi, tapi kok menurutku sambel terasinya kurang pedas ya? mungkin efek cabe sedang mahal kali ya....

Warungnya sederhana, ada 2 sekat ruangan yang di dalam dan yang di depan (dekat dengan etalase makanannya). 2 ruangan itu di sekat dengan lemari kayu yang berisi pajangan pernak pernik milik merahitam. 2 ruangan itu dilengkapi dengan meja kayu dan kursi plastik, dan dimejanya disusun air mineral kemasan gelas. sederhana namun rapi dan yang pasti bersih. saya saja sampe bingung pas mau masuk warung, ini sepatu dipake apa dicopot ya? :)) hahaha (jadi berasa masuk masjid deh..) habis lantainya bersih jadi agak sayang untuk saya injak dengan sepatu hehe...

Sempat tanya2 gimana dengan penjualan bebeknya. kata merahitam lumayan lah sejak tanggal 1 Juli di buka untuk umum merahitam sudah mendapat banyak pesanan untuk makan siang di kantor2 yang berdekatan dengan warung bebek Gemes.
Harga yang relatif murah, rasa yang pas dilidah kurasa bisa jadi modal yang besar untuk dicintai oleh penggemar bebeknya. Semoga warung Bebek Gemes merahitam makin lancar ya.. makin sukses dan banyak pembelinya... semangat ya mer!

Coba deh temen2 main ke Warung Bebek Gemes di jalan Pedati Panti Asuhan no. 6 Cipinang Cempedak-Jakarta Timur.

ps: eh ini artikel review asli dari penulis loh ya bukan pesanan :)) *sikut merahitam minta 1 porsi bebek goreng gratis* :)) hahaha....

Kamis, 08 Juli 2010

3 jam di Bale-bale Spa

Wiken lalu saya menyiksa diri dengan berpergian ke Semarang. Sebenernya sih ada acara akad nikah abang tersayang hehe.. kenapa saya bilang menyiksa? Karena saya berangkat jumat sore habis pulang kantor dan pulang hari minggu pagi dengan berkereta. Tuh kan gimana saya ndak menyiksa diri? Pergi seenak jidat, dalam perjalan panjang berkereta, dan pulang juga dalam sekejab tanpa saya sempat jalan2 atau pun istirahat!

Hahaha jadi karena perjalanan saya ke Semarang cuma mampir dan kurang berkesan.. akhirnya postingan kali ini saya mau nulis tentang Bale-bale Spa. *loh lalu hubungannya apa? ndak nyambung* :))

Saya ambil cuti di hari senin, nah berhubung minggu saya udah ampe di jakarta, malas dong saya ngantor? ya... kan saya cuti. kapan lagi? ini saatnya saya memanjakan diri :D Berbekal duit bonus kemarin, marilah kita merasakan yang namanya SPA.

halaman depan Bale-bale Spa Jl. Antasari

ruang perawatan rambut

Saya bukan newbie di rutinitas ini tapi masih terbilang hijau lah, saya spa itu cuma pernah merasakan beberapa kali dan tempatnya bukan yang eksklusif. Saya akhirnya mencoba spa yang keren tempat dan pelayanannya. tapi... tetep terjangkau (kalo lagi punya duit) hehe... Pilihan jatuh di Bale-bale Spa, yang saya tahu tempatnya dan saya kunjungi kemarin ialah bale-bale spa yang di jalan Antasari, Cipete.

Sebelumnya saya cari tahu harga tretment di sana dari website mereka, saya juga telpon untuk memastikan ada tidaknya perubahan harga *saya jarang percaya info di web, suka jarang apdet soalnya* Saya memilih paket A1 tapi dimodifikasi, jadi treatment yang saya pilih: pijat, body scrub/lulur, waxing under arm, creambath dan cuci blow. harga paket 210ribu. Agak terasa mahal memang, tapi... saya kan belum coba bagaimana pelayanannya... okeh akhirnya saya membuat janji akan datang siang itu. (sebelum datang wajib bikin janji, karena bale2 selalu penuh)

ruang perawatan rambut

Saya datang dan disambut dengan rumah berlantai 2 yang asri dan teduh, penuh dengan tumbuh2an yang hijau. Di meja depan saya disuruh milih dulu mau di scrub dengan ramuan apa, saya memilih scrub kopi. Untuk creambathnya saya memilih aloe vera. Lalu saya dipersilahkan masuk, mengganti sepatu dengan sandal rumah dan naik ke lantai 2, tempat saya akan pijat dan di scrub.

di kursi di depan taman inilah saya di creambath,
jadi bisa menikmati air mancur kecil ditamannya

Sampailah saya di kamar yang terdapat panggung dari kayu. dan panggung itu di tutupi oleh korden2 kain batik. Rupanya di situlah bilik pemijatan dan scrub serta totok wajah. Saya masuk dalam salah satu bilik yang disekat oleh kain putih dan batik. di situ ada matras/kasur tipis berseprai batik dan tersedia, jarik (kain batik) dan celana sekali pakai. Saya harus mengganti baju dengan atribut itu. Setelah siap, acara pemijatan pun di mulai. :)

Spa ini khusus cewe, jadi therapistnya juga cewe. Mbak yang menangani saya enak sekali pijatannya. Tidak terlalu keras, pas lah pokoknya. Selesai di pijat singkat (sekitar 30menit) dengan minyak zaitun lalu badan saya dilumuri dengan krim susu. Setelah itu dilumuri dengan scrub kopi. Baunya harum kopi banget... nyaman dan enak... Sekitar 1 jam lebih saya merasakan ritual itu lalu saya harus mandi, bersihkan badan di kamar mandi yang nyaman juga.

Usai mandi, mulailah penyiksaan dimulai :D hehe... saatnya waxing! Saya belum pernah waxing, dengar dari cerita sih suakit bukan main! Tapi.. entah setan apa yang nyamber saya siang itu sehingga saya pengin banget nyoba under arm waxing alias waxing bulu ketiak :p
Saya rebahan di tempat tidur, dan kudu menyodorkan ketiak (ya iya lah masa nyodorin pantat), dikasih bedak 2 usapan lalu diolesi pake spatula, cairan lengket kuning (yang saya duga wax) hangat, setelah selesai dibentangkan kain katun panjang seukuran ketiak, ditempelkan, direkatkan dan DITARIK dengan seketika! walaaaa dan saya pun menjerit seketika juga!

Jangkrik! rasane kudu misuh! suakit banget! (sambil menahan air mata) eh... belum selesai kejadian itu diulang 3 kali di masing2 ketiak! Wanjriiiiiittt!!! sakitttt!!! :(( belum lagi jika ada beberapa bulu yang ndak mau kecabut, lalu therapistnya memotongnya menggunakan benang dan itu rasanya seperti disuntik berkali-kali. (muka menahan air mata)

Yak ampun... mau cantik dan bersih aja kok sakitnya minta ampun... Beauty is Pain! dan itu benar!
Dalam pikiran saya seketika itu ialah bahwa 'Eva Arnaz style' itu bukanlah aib (lah mau bersihkan saja sakitnya bukan main), saya akan rajin mencukur bulu ketiak saya, dan saya akan cari krim perontok bulu di toko (lah kalo ada krimnya kenapa juga waxing?! dodol!)

Rasa sakit agak teredakan saat saya menyeruput jamu yang dihidangkan cuma2 di spa itu. Pilihannya ada beras kencur, kunyit asem atau air jahe. Lalu saya bersiap2 creambath di lantai bawah. kursinya semua dari rotan, mejanya meja rotan dan kaca. Saya pun dimanjakan dengan pijitan enak di kepala dan bahu serta punggung. Setelah selesai rambut saya dicuci dan di blow sampai rapi.

Suasananya enak, nyaman, dan gak terlalu ramai. Malah ndak terasa saya sudah 3 jam di sana. Pelayanannya juga baik. Saya rasa dengan harga segitu masuk akal dan layak untuk di coba. Kalo masih berasa mahal bisa juga kok merasakan treatmentnya tanpa mengambil paket, daftar harganya juga terpampang di website mereka. Coba deh ke sana jika pengin melepas penat dan ditreatment bak putri raja *halah lebay*

Jumat, 02 Juli 2010

rumah baru motif kayu

rumah baru...
ah alamatnya sih masih lama, cuma catnya yang baru, dan mungkin perbaikan di beberapa perabot yang sudah usang. apakah kehangatan, suasana rumahnya juga akan baru?
entahlah....
tapi yang pasti rumah baru ini mungkin akan jarang saya kunjungi. kesibukan kerjaan, dan mati ide untuk mengisi suasana rumah baru ini.

eh tapi saya suka sama rumah baru ini, warna kayu.. yang mentah, yang masih terlihat seratnya tanpa ada polesan pelitur, atau cat diatasnya.
sangat sederhana, polos, namun tetap kokoh dan indah untuk dilihat. ah mungkin menggambarkan pemiliknya? hihih sepertinya... :D

dirumah baru ini saya ganti gambar pajangan saya yang dulu bertema sepeda biru di pulau Tidung.

ah... saya rindu daerah Timur, maka saya pajang hasil jepret saya di puncak pananjakan Gunung Bromo. Sunrise yang tak terlupakan, berangkat jam 12 malam dari Turen untuk melihat sunrise itu bersama keluarga besar saya saat liburan lebaran 2 tahun yang lalu (kalo gak salah).

rasa dingin yang menggigit, apalagi perlengkapan baju saya tak memadai saat itu, sehingga berlapis2 baju yang saya bawalah yang saya pakai. membeli sarung tangan dan kupluk untuk menghalang dingin di ujung jemari dan ujung rambut. lalu menaiki penanjakan dengan berjalan kaki setelah mobil jeep kami tak diperbolehkan naik keatas. dan tara.... puncaknya sudah penuh dengan orang2 yang juga memiliki tujuan yang sama. melihat matahari terbit.

menaiki tangga-tangga tribun, menetukan posisi yang tepat untuk melihat. menyiapkan kamera abal2 dan jepret! berusaha mengabadikan momen indah itu dalam kualitas cahaya rendah...
dingin semakin menusuk tulang dan saya dan dia berpelukan saling menghangatkan. eh? dia siapa? hihihihi :D sepupu saya yang lucu, lumayan ganteng dan brondong itu hihih....

apa kabar ya dia sekarang? setahu saya dia masih kuliah di Malaysia. yah.. mungkin lebaran esok kita bakal jumpa lagi. amien :)

ah saya ini kok ya cepat sekali terlarut dalam kenangan masa lalu tho? hihi...

jadi silahkan melihat2 rumah baru saya... sajiannya sedang disiapkan, sori kalo agak berantakan.. sabar menunggu ya.. :)