Kamis, 09 Oktober 2014

Istirahat ya Bu, aku akan selalu merindukanmu...

Saya ndak pernah berpikir Ibu akan pergi secepat ini. Saya tahu Ibu sakit, kurang lebih 2 tahun ini mendadak menjadi pikun, demensia. Awal saya tahu ibu begini, terus terang saya gak terima dengan kondisi Ibu, tapi... Semakin menurun kemampuan daya ingatnya membuat saya harus sedikit demi sedikit berdamai dengan keadaan. Ibu gak akan bisa sembuh, ibu harus dirawat, kini saatnya anak2nya dan keluargalah yg merawat...

Saya tahu saya ndak merawat Ibu dengan maksimal, saya punya bocah kecil yang butuh dirawat juga, saya seorang ibu baru yang masih gagap dalam merawat anak dan rumah tangga kecil ini. Seminggu saya abai terhadap ibu, sebulan hingga saya menyesal 2 tahun terakhir ini adalah waktu yg singkat. Sangat singkat hingga akhirnya Ibu gak ada selamanya..

Ibu, inginku ibu bisa sembuh dan ikut main sama si kecil Jagat, tapi ibu hanya sesekali menggenfong Jagat saat masih usia 3 bulan dulu. Setelahnya ibu lebih banyak bermain, memandang dan tertawa bersama Jagat dalam pengulangan kata dan ingatan ibu yang sepatah-sepatah. Tapi ibu masih tersenyum bahagia, saat saya datang membawa cucu Ibu tersayang. Hingga akhirnya Ibu ndak mau melihat saya dan Jagat pamit, mulai melupakanku dan mulai acuh. 

Saya minta maaf bu, saya gagal jadi anak yang baik dan sabar pada Ibu, saya pernah menyimpan amarah karena mendadak kondisi Ibu berubah 180 derajat dari sosok Ibu yg selama ini selalu membuatkanku sekotak bekal. Ibu yang selalu tersenyum, dan merawat rumah dan keluarga di Cinere. 
Saya sempat marah karena Ibu tidak mengajarkan saya bagaimana jadi seorang Ibu yang baik. Saya belajar sendiri, tanya kesana kemari bagaimana untuk jadi ibu yang baik untuk Jagat.

Tapi untuk apa saya marah jika ternyata waktunya memang singkat? Di waktu yg terbatas ini harusnya saya tidak menghabiskannya dengan amarah dsn kecewa. Harusnya saya lebih menyanyanginya, merawatnya... 

Saya kangen ibu... Kangen banget sama Ibu, saya minta maaf sama Ibu, maaf kalau saya tidak berada di sisimu saat ibu menghembuskan nafas terakhir... Maafkan aku bu... 


Comments (6)

Loading... Logging you in...
  • Logged in as
innalilahi wa inna ilaihi rajiun...innalilahi wa inna ilaihi rajiun...
turut berduka ya, Jeng :(
Semoga Ibu mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya, segala amal ibadah beliau diterima Allah SWT, dan seluruh keluarga diberikan ketabahan. Aamiin..
*hugs*
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, Mbak Ipied... Turut berduka cita. Aku... Aku sedih banget bacanya. Duh, Ya Allah, semoga semua amal ibadah Ibu diterima Allah, dilapangkan kuburnya, dan seluruh keluarga diberi ketabahan. Yang tabah ya, Mbak... *peluk dari jauh*
Saat saya kehilangan ibu saya, itu hal terburuk yang pernah saya rasakan. Tetapi setelah lima tahun berlalu, itu cara beliau untuk mengajarkanku dewasa dan kuat.

Pengajaran tak ternilai yang harus kita pelajari seumur hidup
Rasa duka yang sedalam-dalamnya. Semoga Allah SWT menempatkan Almarhumah di tempat terindah di Surga-Nya. Dan yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dan keikhlasan. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun
innalilahi wa inna ilaihi rajiun...innalilahi wa inna ilaihi rajiun...
turut berduka ya, Jeng

Universitas Islam
Aqidah
Fiqh
Tajwid
SDIT Majalengka
SDIT di Majalengka
Artikel Pendidikan
Innalillahi wainalillahi rojiun.
Turut berduka cita ya bu. Yang terpenting kita sebagai anak harus tetap mendoakan untuk orang tua meskipun mereka sudah tidak disini lagi

Post a new comment

Comments by